in

Tiga Guru SMAN 1 Sragen Meninggal, Apa Kabar Uji Coba PTM di Jateng?

SEMARANG (jatengtoday.com) – Tiga guru yang mengajar di SMAN 1 Gondang Sragen meninggal saat pelaksanaan uji coba pembelajaran tatap muka (PTM). Gubenrur Jateng Ganjar Pranowo menanggapinya saat rapat evaluasi uji coba PTM di kantornya, Senin (19/4/2021).

Dalam kesempatan itu, Ganjar membahas terkait klaster Covid-19 di SMAN 1 Gondang Sragen yang menyebabkan tiga guru meninggal dunia. Kemudian ditegaskan jika SMAN 1 Gondang Sragen tidak termasuk dalam bagian sekolah yang melaksanakan uji coba PTM.

“Yang di Sragen itu bukan PTM, sudah kita cek dia bukan PTM. Justru sebenarnya yang kita awasi itu yang tidak PTM, dan ternyata dia tidak melaksanakan aktivitas di sekolah. Hanya ada guru yang ketularan dari kegiatan lain dan menularkan pada teman-temannya,” terangnya.

Baca juga: Gelar PTM Tanpa Izin, Sekolah Bakal Ditutup

Kejadian di SMAN 1 Gondang itu membuat semua guru harus berhati-hati. Meski kurva Covid-19 sudah menurun, namun protokol kesehatan harus dilaksanakan ketat.

“Kemarin-kemarin sebenarnya kita sudah lakukan pengetatan, khususnya untuk guru-guru. Saya sudah komunikasi, untuk mereka-mereka ini diketatkan lagi, baik yang PTM maupun yang tidak PTM. Saya khawatir, yang tidak PTM itu merasa longgar, terus gurunya piknik, bepergian ke daerah lain, kumpul-kumpul. Ini kan bahaya,” tegasnya.

Terkait kondisi terkini, dia mengatakan klaster SMAN 1 Gondang sudah ditangani. Beberapa guru dan karyawan yang terkonfirmasi Covid-19 dinyatakan orang tanpa gejala (OTG) dan beberapa berhasil disembuhkan.

“Beberapa memang ada yang meninggal. Maka saya sampaikan hati-hati betul. Semua ini belum selesai, protokol kesehatan harus tetap ketat,” paparnya.

Baca juga: Kuliah Tatap Muka Upgris Lancar, Sesuai Tes GeNose Tak Ada yang Terpapar Covid-19

Rencana Gelar Uji Coba PTM Lagi

Lebih lanjut, dia mengklaim pelaksanaan uji coba pembelajaran tatap muka di 140 sekolah di Jateng berjalan bagus. Dari sisi kedisiplinan siswa sudah berjalan baik.

“Kalau siswanya itu sudah jalan bagus, hanya yang kita ketati gurunya. Saya mohon betul bapak ibu guru untuk memperbaiki. Jarak yang terlalu dekat, kadang lupa karena kebiasaan ngobrol berdekatan,” tegasnya. (*)

 

editor: ricky fitriyanto