SEMARANG (jatengtoday.com) – Jumaeri, Kepala SMKN Bawen, Kabupaten Semarang didaulat memimpin Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng. Dia berhasil menduduki jabatan tinggi yang diincar pejabat elit di lingkup Pemprov Jateng.
Pengangkatan Jumari merupakan hasil lelang jabatan terbuka. “Saya sendiri juga masih tidak percaya dengan hal ini, dengan para pesaing yang hebat-hebat, ada profesor dan doktor,” jelasnya, Selasa (7/5/2019).
Pria kelahiran Boyolali, 10 Mei 1963 ini bercerita, awalnya dia mendengar ada lelang jabatan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dari group Whatsapp komunitas kepala sekolah. Karena melihat syarat administrasi yang dimilikinya memungkinkan, Jumaeri yang saat mendapat kabar itu sedang beribadah Umrah di Makkah memantapkan niat untuk mengikuti lelang jabatan tersebut.
“Awalnya tidak mau maju, namun karena dorongan teman-teman saya akhirnya maju juga. Ya itung-itung mewakili aspirasi teman-teman seperjuangan,” imbuh pria yang menjabat Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Jateng ini.
Saat awal mendaftar, Jumaeri mengaku agak sedikit grogi dengan para pesaingnya. Selain tidak memiliki kenalan di birokrasi, para pesaing Jumeri berasal dari pejabat struktural di Pemprov Jateng dan memiliki pangkat cukup tinggi. Ada pula yang bergelar Profesor hingga doktor.
“Sementara saya hanya kepala sekolah biasa tanpa eselon, juga hanya lulusan S2. Tapi karena sudah mendaftar, saya tidak merasa takut dan tanpa beban. Artinya kalau kepilih ya syukur, tidak ya tidak apa-apa,” tambah Jumeri yang dinobatkan sebagai Kepala Sekolah Terbaik Tingkat Nasional tahun 2013 tersebut.
Dengan bekal pengalaman sebagai guru dan kepala sekolah serta pengalaman di bidang pendidikan lainnya, Jumeri mantap mengikuti proses seleksi dari awal hingga akhir dengan lancar. Hingga akhirnya, dia masuk dalam tiga besar kandidat yang lolos dan namanya dipanggil Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo untuk dilantik.
“Saya ingin membawa perubahan untuk kebaikan pendidikan di sini, khususnya soal integritas,” terangnya.
Saat ditanya apa kira-kira yang membuatnya terpilih sebagai Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan menyingkirkan belasan pesaing lainnya, Jumeri mengatakan jika itu penilaian objektif tim panitia seleksi dan penilaian subjektif dari gubernur. Yang jelas, dirinya meyakini bahwa pengalamanlah yang membuat dirinya terpilih.
“Ada salah satu soal dalam test itu yang tidak mungkin dijawab kalau orang itu tidak memiliki pengalaman sebagai pelaku. Nah saya ini kan pelaku, saya ini best practice karena pernah jadi Guru Tidak Tetap (GTT), pernah jadi wakil kepala sekolah, menjadi kepala sekolah, mendirikan sekolah dan pengalaman lain,” tegasnya. (lhr)
editor : ricky fitriyanto