SEMARANG (jatengtoday.com) – Proses seleksi terbuka pengisian jabatan pimpinan tinggi pratama tahun 2018 di dua dinas Pemkot Semarang, berlangsung ketat.
Meski sudah mengerucut tiga nama di tiap dinas, namun masih ada satu tahapan yang akan menentukan proses seleksi, yaitu keputusan Wali Kota Semarang dan Wakil Wali Kota Semarang.
“Saat ini seleksi sudah memasuki tahap akhir. Ada tiga nama tiap dinas yang kami ajukan ke wali kota. Nantinya yang memutuskan wali kota,” kata Pj Sekretaris Daerah Kota Semarang, Agus Riyanto, Kamis (13/12/2018).
Agus yang juga Ketua Panitia Seleksi menambahkan, tiga nama yang dia maksud adalah Indriyasari (Kepala Bagian Perekonomian), Triwibowo (Sekretaris Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian Kota), dan Kartika Hedi Aji (Sekretaris Badan Kepegawaian, Pendidikan, dan Pelatihan Kota Semarang) untuk seleksi Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata.
Sementara di Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota ada nama Ali (Sekretaris Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota), Suhindoyo Prasetiyanto (Sekretaris Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah), dan Nurkholis (Sekretaris Dinas Perdagangan Kota).
“Tiga nama di masing-masing dinas tersebut merupakan peserta terbaik untuk setiap jabatan yang lowong,” tandasnya.
Sebagai informasi, Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi pernah mengatakan, dari tiga terbaik itulah, nantinya wali kota dan wakil wali kota yang menentukan.
“Peringkat terbaik hasil tes belum tentu yang dipilih, karena ada pertimbangan lain yang harus kami perhitungkan dalam pemilihan pengisian jabatan pimpinan tinggi pratama ini,” kata Hendi, sapaan akrab Hendrar Prihadi.
Sebagai informasi, tahun 2019 Pemkot Semarang akan mengalami krisis pejabat. Hal itu karena ada sekitar 10 pejabat eselon 2 yang memasuki masa pensiun.
Tercatat, Desember tahun 2018 ini ada tiga pejabat eselon dua yang memasuki masa akhir jabatan. Mereka yaitu Bambang Kono, Tomy Y Said, dan Isdiyanto. Sedangkan tahun 2019 setidaknya ada lima pejabat eselon 2 yang juga memasuki masa pensiun. Mereka adalah Cahyo Bintarum, Ayu Entys, Iwan Budi Setiawan, Mardiyanto, dan Agustin Lusin Dwi Mawati. (*)
editor : ricky fitriyanto