SEMARANG (jatengtoday.com) – PDI Perjuangan menghitung dana saksi Pilgub Jateng 2018 akan tembus angka Rp 15 miliar. Cagub Jateng Ganjar Pranowo mengaku tidak memiliki uang sebanyak itu.
Karena tidak punya uang sebanyak itu, Ganjar akan mengajak seluruh paslon yang bertarung di bursa Pilkada Jateng untuk gotong royong. Mereka diajak patungan untuk meringankan beban tersebut. Pasalnya selain Pilgub, ada juga Pilwakot dan Pilbub di 7 daerah di Jateng secara serentak.
“Prinsipnya gotong royong, urunan. Kan ada paslon di 7 derah juga. Kalau provinsi saja sama Gus Yasin. Kalau semua dibebankan ke saya pribadi, uang dari mana,” jelasnya, Senin (4/6).
Selain dari paslon, lanjutnya, sumber dana bisa berasal dari berbagai arah. Bisa dari sponsor, atau bupati dan wali kota yang sudah menjabat. “Mereka (bupati/wali kota)
biasanya membantu, kok. Kami itu sudah biasa gotong royong untuk urunan. Tapi memang kemarin dari partai sudah disampaikan kalau urunannya lebih banyak dari biasanya,” imbuhnya.
Mengenai porsi pasti berapa besaran patungannya, Ganjar mengaku belum dihitung secara detil. Menurutnya, porsi proporsional bisa jadi solusi. “Tahu diri saja,” cetusnya.
Sementara itu, Gus Yasin mengaku siap merogoh kocek pribadi untuk ikut gotong royong. Menurutnya, dibebankannya ongkos saksi kepada paslon, merupakan hal lumrah. “Itu kan biasa. Paslon pasti sudah memersiapkannya,” tuturnya.
Seperti diketahui, total ada 63.973 TPS di Jateng. Jika setiap TPS ada 2 saksi, berarti ada 138.224 saksi yang bertugas saat coblosan. Angka itu belum termasuk koordinator desa (kordes) yang berjumlah 8.559 orang di seluruh Jateng. Jumlah itu masih ditambah 3 saksi di setiap PPK. Jika Jateng ada 573 kecamatan, praktis butuh 1.719 saksi untuk seluruh PPK. (ajie mh)
editor : ricky fitriyanto