Pagi itu, Rabu, 25/01/2023, Puskesmas Kawunganten mendatangi MTsN 3 Cilacap untuk melakukan skrining anemia remaja putri.
Sasaran skrining anemia remaja putri sejumlah 165 anak. Terdiri dari peserta didik putri kelas 7 paralel A-J. Adapun petugas skrining anemia remaja putri yang hadir di MTsN 3 Cilacap, diantaranya: Erni Yosiana E.I, S.Kep.Ns, Rita Kurnia P., A.Md.Keb, Subhan, AMG, Hanifan Fauzi, S. Kep.Ns, Rasyati, AMK dan Helli Setyowati, AMK.
Acara ini menindaklanjuti surat Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap Masyarakat Nomor 005/00625/16/CLP tanggal 15 Desember 2022 perihal skrining anemia remaja putri, serta berdasarkan himbauan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap bahwa skrining anemia remaja putri dilaksanakan sesegera mungkin.
Rita Kurnia P, A.Md. dari Puskesmas Karanganten menjelaskan, “Remaja putri lebih berpotensi terkena anemia. Mereka mengalami siklus menstruasi setiap bulan, kondi sini di mana sel darah merah atau konsentrasi hemoglobin menjadi lebih rendah dari biasanya.”.
Erni Yosiana menyampaikan kepada para siswi, tentang dampak negatif jika terkena anemia. “Selain menjadi mudah lemas dan mudah untuk pingsan, anemia bisa membuat tubuh lebih rentan terpapar penyakit dan infkesi. Akibatnya, prestasi di sekolah menurun, mengganggu konsentrasi belajar, dan produktivitas.”
Alur skrining anemia remaja putri, sebagai berikut:
Pada tahap awal, melakukan active case finding untuk menemukan kasus aktif, dengan penjaringan kesehatan di madrasah.
Setelah itu, melakukan Pemeriksaan Hb, melalui pengambilan sampel darah dari peserta didik. Hb atau hemoglobin adalah protein yang terdapat pada sel darah merah. Hemoglobin memiliki berbagai peran penting dalam tubuh, salah satunya yaitu mengikat dan mendistribusikan oksigen ke seluruh tubuh.
Jika hasil pemeriksaan Hb negative (>12 g/dL), artinya tidak terkena anemia , maka anak tetap minum TTD 1 Tablet per minggu, diikuti dengan penerapan konsumsi gizi seimbang, serta mengoptimalkan hidup sehat.
Jika hasil pemeriksaan Hb positif, artinya anemia. Kategori anemia ringan 11-11.9 g/dL, anemia sedang 8-10.9 g/dL, dan anemia berat (<8 g/dL)
Kategori anemia ringan dan sedang, akan dirujuk ke puskesmas, diobati dengan TTD (tablet tambah darah), edukasi asupan gizi seimbang, kemudian dilakukan tindak lanjut (follow-up) selama 2-4 minggu. Jika sampai 4 minggu keadaan belum membaik, akan dirujuk ke rumah sakit.
Kategori anemia berat, akan dirujuk ke RS untuk mengetahui sumber penyebab dan mengetahui kemungkinan anemia di luar anemia gizi besi
Sehari sebelum pelaksanaan skrining, Setiyaningsih, selaku Pembina PMR menginfokan pada peserta didik putri kelas 7, agar membawa fotocopy KK dan sarapan terlebih dahulu, agar pelaksanaan skrining anemia remaja putri lancar sesuai harapan.
Kegiatan skrining anemia remaja putri ini dibiayai dengan APBN/ APBD.
“Deg deg an pas mau diambil sampel darahnya, habis dicus, lega deh. Ternyata gak sakit-sakit amat”, kata Lulu Maysarah kelas 7A.
Aufi Fadila Rizqi, dari kelas 7B, saat diwawancara berkata, “Alhamdulillah, hasilnya negatif. saya tidak anemia. Badan rasanya tetap fit, meski agak lemas”, kata Aufi. [cmx]
Hasmi Fidiyarti. Pengajar di MTsN 3 Cilacap, pencipta lagu, lulusan S2 manajemen pendidikan.