SEMARANG (jatengtoday.com) – Hujan sempat mengguyur Kota Semarang, Sabtu (13/8/2022) hingga malam hari. Celakanya, konser Rapsodia Nusantara yang digelar di Sam Poo Kong, tidak disiapkan peneduh. Praktis, panggung konser dan tempat penonton pun terkena guyuran hujan.
Meski hujan mengguyur, tidak menyurutkan animo warga Semarang menikmati Konser Rapsidoa Nusantara. Ratusan penonton dengan sabar menunggu penampilan komposer Dwiki Dharmawan cs.
Ya, konser yang dijadwalkan mulai pukul 19.00, terpaksa mudur hingga pukul 21.30 karena hujan.
Baca Juga: Konser Rapsodia Nusantara di Semarang, Dwiki Dharmawan: Akan Ada Banyak Kejutan
Malam itu, Dwiki Dharmawan membawakan tembang-tembang nasionalisme, lagu khas daerah, hingga tembang populer dan musik terbaru yang dikemas dalam lantunan orkestra.
Pertunjukan yang mengawinkan musik kolintang, gamelan, dan unsur orkestra dengan komposer Dwiki Dharmawan itu sedianya dimulai pukul 19.00. Hujan dan gerimis terpaksa menunda pertunjukan hingga pukul 21.30.
Spesialnya, kolaborasi pertama di Tanah Air antara kolintang, gamelan, dan orkestra tidak ditinggalkan oleh penonton.
Riuh rendah penonton justru pecah saat para personel World Peace Orchestra, Gamelan Soepra, dan Kolintang Gratia satu persatu memasuki panggung.
Rintik gerimis masih turun saat lagu Indonesia Raya berkumandang sebagai tanda pertunjukan dimulai. Riuh penonton kembali menggelar setelah suara emas Andi /rif menggema dengan lagu “Bangun Pemudi Pemuda”. Disusul dengan penampilan dari penyanyi Dira Sugandi.
Selain Andi /Rif dan Dira Sugandi, sejumlah musisi lintas genre juga ikut berkolaborasi. Di antaranya Gabriel Harvianto, Filda.C.Wibowo, dan Nano Tirto. Lalu ada grup musik NDX AKA dan penyanyi Sruti Respati sebagai perwakilan dari Jawa Tengah dalam konser tersebut.
Konser yang Sudah Lama Dinantikan
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengatakan, konser Rapsodia Nusantara di Kelenteng Sam Poo Kong tersebut sudah lama dinantikan.
Pertunjukan ini merupakan kolaborasi musik yang sangat menarik karena memadukan antara musik kolintang, gamelan, dan orkestra.
“Saya sudah menanti betul acara ini. Ini kolaborasi musik yang menarik. Tradisional ada, kolintang ada, gamelan disiapkan, yang modern juga. Maka ini kita melihat konser yang sangat menarik di sekitar lingkungan Sam Poo Kong yang keren. Mudah-mudahan semuanya terhibur,” katanya saat menyapa secara daring.
Meski hanya menonton secara daring, Ganjar tak mau kalah dengan gairah penonton di lokasi. Ia bahkan sudah menunggu seperti penonton lainnya.
Semula dijadwalkan ikut hadir langsung di tengah-tengah ribuan penonton tetapi urung datang lantaran masih berada di Jakarta.
“Saya sudah menanti sejak jam 7 (malam). Rupanya di Semarang sedang kejatuhan berkah karena hujan. Saya minta maaf. Saya sudah bersiap tadi sore untuk terbang dari Jakarta ke Semarang. Tiba-tiba sebelum ke bandara ada telepon yang meminta besok pagi harus hadir acara kepresidenan. Indonesia akan menerima penghargaan sebagai negara dengan ketahanan pangan yang tangguh, Jateng salah satu provinsi yang berkontribusi meningkatkan produktivitas pangan,” tuturnya.
Di akhir sambutan, Ganjar berharap konser Rapsodia Nusantara ini memberikan semangat kepada semua. Bagaimana kolaborasi musik dari tokoh-tokoh yang hebat ini menunjukkan pentingnya persatuan.
“Kita tunjukkan persatuan itu penting, kolaborasi itu penting, gotong royong itu penting. Hari ini ditunjukkan dengan konser musik ini. Itulah yang kemudian kita bisa membawa spirit kebersamaan ini untuk kita membangun bangsa. Ayo bangkit, ayo bekerja sama. Kita wujudkan kekuatan untuk tampil mandiri,” tandasnya. (*)