SEMARANG (jatengtoday.com) – Sepuluh tahun silam, satu dusun di Desa Bedono, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, tenggelam akibat abrasi. Dari yang tadinya terdapat 7 dusun, kini hanya tersisa 6 dusun dengan jumlah warga 3.354 jiwa. Berbagai upaya terus dilakukan agar wilayah terdampak tidak semakin meluas.
Salah satunya dengan melakukan penanaman dan pemeliharaan pohon mangrove. Seperti yang dilakukan Tim Petangguh KNPI Peduli Jateng, Komunitas Omah Harapan Demak (KOHD), Ikatan Mahasiswa Demak (Imade), Forum Demak Hijau, Laskar Sedekah Amanah, serta komunitas peduli lingkungan.
Mereka berkolaborasi mengadakan penanaman mangrove, Minggu (23/12/2018). Sebanyak 1.500 bibit mangrove ditanam di sepanjang sungai Desa Bedono.
Founder KOHD, Haryanto menuturkan, aksi tanam mangrove sebenarnya rutin dilakukan tiap bulan oleh KOHD. Sebab, katanya, tanaman mangrove dapat menjadi sabuk hijau pengaman untuk keseimbangan ekologi. Karena itu, semakin luas habitat mangrove maka semakin sedikit kemungkinan terdampak abrasi.
Haryanto melanjutkan, untuk aksi kali ini merupakan kegiatan kolaboratif. “Kami bekerjasama dengan relawan dan warga setempat agar tingkat kepekaan dan kepedulian warga meningkat. Ketika ikut menanam, mereka juga akan menjaga dan merawat sampai pertumbuhan mangrove sempurna,” ujarnya.
Wakil Ketua KNPI Peduli Jateng itu menambahkan, penanaman mangrove di Desa Bedono sangat penting mengingat wilayah tersebut sangat rentan terkena bencana.
“Lima belas tahun ini, Bedono merupakan desa yang terkena banjir dan rob cukup parah. Yang bisa kita lakukan adalah menanam (mangrove) agar tidak semakin parah. Kalau kita tidak bergerak, siapa lagi,” tegas Haryanto seusai melakukan penanaman mangrove.
Selain melakukan penanaman mangrove untuk mengantisipasi meluasnya wilayah terdampak abrasi, pemerintah setempat justru memanfaatkan kawasan yang tenggelam sebagai objek wisata. Pada 10 Juli 2018 lalu, tempat tersebut diresmikan sebagai kampung wisata.
Ny. Kades Bedono, Faidah Agus Salim menuturkan, ada berbagai wisata yang saat ini mulai dikembangkan. Ada wisata Kampung Tenggelam, Rumah Makan Apung, dan Trek Mangrove. Padahal sebelumnya hanya wisata religi berupa makam ulama Syekh Abdullah Mudzakir yang berada di tengah laut.
Faidah menambahkan, pengunjung di destinasi wisata Desa Bedono ini terus mengalami peningkatan tiap harinya. “Kunjungan perhari di desa ini kira-kira ya seratusan. Itu di hari biasa. Kalau hari libur mencapai seribuan,” ujar Ketua Tim Penggerak PPK Desa Bedono tersebut. (*)
editor : ricky fitriyanto