in ,

Sasar 100 Ribu PM Bantuan Permakanan Lansia Kemensos Libatkan 1.644 Pokmas

Menteri Sosial (Mensos), Saifullah Yusuf melihat aktivitas dapur Kelompok Masyarakat (Pokmas) Lansia Tunggal Berlian, Desa Karanganyar, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang yang bertanggungjawab atas produksi dan distribusi makanan bagi 43 lansia tunggal di 16 desa, yang ada di wilayah Kecamatan Tuntang, Kamis (10/10/2024). (foto: bowo)

UNGARAN (jatengtoday.com)–Pastikan pelaksanaan program Permakanan Disabilitas berjalan sesuai dengan harapan, Menteri Sosial (Mensos), Saifullah Yusuf sambangi rumah Ahmad Ardi Febrianto (15), penyandang disabilitas intelektual, warga Desa Karanganyar, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang.

Febri merupakan anak ketiga dari empat bersaudara pasangan Suhardi dan Sumarni, warga lingkungan Dusun Gentan. Suhardi berprofesi sebagai pedagang cilok keliling dengan sepeda motor.

Sedangkan Sumarni berprofesi sebagai ibu rumah tangga. Untuk membantu perekonomian keluarga, keseharian Sumarni disibukkan berjualan jajanan ringan dan merawat ayam kampung di depan rumah mereka.

“Selain merupakan sasaran program Permakanan Disabilitas, keluarga Suhardi juga merupakan sasaran program Kemensos lainnya, melalui Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Semarang,” ungkapnya, saat menyapa keluarga Sihardi, Kamis (10/10/2024).

Program tersebut, kata Mensos,  meliputi pemberian bantuan tempat tidur, pemberian bantuan perlengkapan sekolah, bantuan alat kebersihan diri, bantuan wirausaha ternak ayam kampung, dujungan kewirausahaan cilok, bantuan kewirausahaan getuk serta bantuan pembersihan hunian.

Selain Program Permakanan Disabikitas, Kementerian Sosial (Kemensos) juga menggulirkan Program Permakanan Lansia secara nasional, salah satunya di  wilayah Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang.

Menurut Mensos, jumlah penerima manfaat Program Permakanan Lansia di seluruh Indonesia mencapai 100.000 orang. Untuk mendukung distribusi bantuan tersebut, terdapat sebanyak 1.644 kelompok masyarakat (pokmas) yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia.

Pokmas ini berperan penting dalam memastikan bahwa bantuan sampai kepada penerima yang membutuhkan, sekaligus mengelola operasional pendistribusian bantuan secara efektif di tingkat lokal.

Dalam program permakanan, komponen biaya yang dialokasikan terdiri dari beberapa elemen penting. Pertama, biaya makan untuk setiap penerima manfaat sebesar Rp30.000 per hari, yang mencakup makan pagi dan makan siang.

Dalam program ibi terdapat biaya ongkos kirim sebesar Rp 2.000 per penerima manfaat untuk memastikan makanan dapat diantarkan tepat waktu ke rumah penerima.

Selain itu, setiap Pokmas juga mendapatkan alokasi biaya operasional sebesar Rp 500.000 per bulan guna mendukung kelancaran kegiatan operasional harian mereka.

“Komponen biaya ini dirancang untuk menjamin bahwa program permakanan dapat berjalan secara efisien dan berkelanjutan,” katanya.

Terpisah, Kepala Dinas Sosial (Kadinsos) Kabupaten Semarang, Istichomah menambahkan, bantuan Kemensos kepada keluarga Suhardi merupakan paket lengkap.

Di mana penerima manfaat dalam keluarga ini tidak hanya anaknya yang menerima bantuan Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI) kebutuhan dasar, namun juga ibunya berupa bantuan alat produksi getuk serta ayam kampong untuk melengkapi usaha di rumah.

Demikian pula bapaknya, juga diberikan peralatan untuk membuat bakso. “Sehingga satu keluarga ini semuanya mendapatkan bantuan dari program bantuan social dari Kemensos bagi kelompok rentan,” jelasnya.

Bahkan, masih jelas Istichomah, untuk tahun ini keluarga Suhardi juga diprioritaskan untuk bantuan jambanisasi dan di tahun 2025 nanti, juga diprioritaskan untuk perbaikan rumah tidak layak huni (RTLH).

Dengan begitu, selain nantinya bisa tinggal di rumah yang layak huni, keluarga bapak Suhardi juga semakin mandiri dan berdaya. “Artinya karena memiliki usaha maka perekonomian keluarga ini akan bertumbuh sehingga tidak menjadi beban,” tandasnya. (*)