SEMARANG (jatengtoday.com) – Tahun depan, Bus Trans Jateng Semarang-Demak akan diluncurkan. Sayang, dari rencana penyediaan 20 armada, yang terealisasi hanya 14 armada saja.
Kepala Bidang Angkutan Jalan Dinas Perhubungan (Dishub) Jateng, Ginaryo menjelaskan, ketersediaan anggaran biaya operasional (BOK) memang belum bisa dicairkan seluruhnya. “Yang dicairkan hanya bisa untuk 14 unit. Sisanya yang 6 unit, menyusul,” terangnya, Rabu (19/12/2018).
Metode pengadaan dua tahap ini serupa dengan pengadaan di Bawen. Saat itu, rencana sesuai hasil studi dibutuhkan 25 unit. Tahap awal pengadaan 2017, diturunkan 18 unit kemudian di tahun berikutnya ditambah 7 unit lagi.
Dijelaskan, pengadaan armada bus Trans Jateng ini melalui sistem scrapping. Pihaknya hanya akan membeli layanan, bukan kendaraan.
“Bus ini kan yang membeli operator, pengusaha yang lama. Kita tidak membuat ada pengusaha baru tapi pengusaha lama itu mobilnya di-scrapping, terus kita beli bus baru,” terangnya.
Lebih lanjut, Ginaryo merinci bahwa armada Trans Jateng ini memiliki rute trayek sepanjang 33 kilometer. Membentang dari Stasiun Tawang sampai Teminal Bintoro.
“Kami membayar setiap bis jalan setiap kilometer, bis itu dibayar Rp 7.475. Tinggal jarak antara Demak dan Tawang itu berapa kilo, dia nanti beroperasi enam kali pulang-pergi, tinggal kalikan saja, 33 kilo kali enam kali Rp 7.475. Itu satu hari, kalau setahun ya kalikan lagi saja,” paparnya.
Penganggarannya, untuk tahun 2019 baru ada untuk satu semester atau lima hingga enam bulan. Baru di tahun berikutnya jika sudah beroperasi secara penuh, akan dianggarkan setahun.
“Dan nanti akan dibayarkan setiap bulan. Ini kan gabungan dari beberapa pemilik perorangan. PO-nya hanya ada satu. Kita akan scrapping 21 dari Semarang, 21 dari Demak. Dari data itulah yang akan dipakai untuk proses lelang. Awal Agustus kita operasikan,” tandasnya. (*)
editor : ricky fitriyanto