in ,

Rp 720 M untuk Wujudkan Johar Jadi Pasar Terbesar di Asia Tenggara

SEMARANG, jatengtoday.com – Pasar Johar Baru menawarkan konsep yang lebih ‘wah’ dari sebelumnya. Bahkan digadang-gadang jadi pasar tradisional terbesar di Asia Tenggara. Praktis, tak sekadar mengangkat ekonomi saja, diharapkan juga mempu menggenjot sektor pariwisata dunia.

Untuk menyandang predikat pasar tradisional terbesar di Asia Tenggara itu, tentu butuh dana yang sangat besar. Sesuai dengan Detail Engineering Design (DED), total pembangunan bakal menelan Rp 720 miliar. Targetnya, awal 2020 mendatang sudah bisa dioperasionalkan.

Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi menjelaskan, skema pembiayaan proyek Pasar Johar Baru tidak dibebankan APBD Kota Semarang saja. Pemerintah pusat lewat Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Kementerian Perdagangan ikut menggelontorkan dana agar pembangunan bisa lebih sempurna. Bahkan, pemkot berencana ‘menodong’ Pemorov Jateng untuk melengkapi kebutuhan anggaran.

“Kami belum meminta kepada provinsi. Saya yakin Pak Ganjar (Ganjar Pranowo Gubernur Jateng) pada 2019 nanti akan melengkapi dengan anggaran provinsi untuk membangun Pasar Johar Baru ini,” ucapnya, Sabtu (21/10/2017).

Dijelaskan, proyek multiyears ini dibagi menjadi beberapa tahap. Tahap pertama, terdiri dari dua bidang, yakni pembangunan Pasar Johar Cagar Budaya bekas terbakar dan pembanguan gedung di lahan eks Kanjengan. Pembangunan tahap pertama yang baru ground breaking Jumat (20/20/2017) ini langsung dikebut. Sebab, tahap pertama ini dipatok harus tuntas Desember 2017.

Meski begitu,Hendi mengakui pembangunan awal untuk membangun 2 lantai di lahan seluas 50 x 50 meter persegi di eks Pasar Kanjengan ini bakal diperpanjang hingga Januari-Februari 2018. “Sudah mulai dibangun dengan biaya Rp 93 miliar, bantuan dari Kementerian Perdagangan,” jelas Hendi.

Setelah itu, pembangun diteruskan dengan menggunakan anggaran 2018, yakni menindaklanjuti relokasi ribuan pedagang Pasar Yaik Baru yang merupakan relokasi tahap II di kawasan Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT). Setelah Yaik Baru dibongkar, akan dilakukan pembangunan alun-alun.

Pemkot Semarang telah menanggarkan Rp 50 miliar untuk membangun alun-alun. Sementara pembangunan Pasar Johar Cagar Budaya, dibiayai Kementerian PUPR sebesar Rp 240 miliar. Paket pembangunan tersebut diharapkan sudah klir 2019. “Tahun ini sudah dapat Rp 50 miliar dari APBD Kota Semarang untuk perkuatan konstruksi. Jadi tahun depan, bantuan dari Kementerian PUPR tinggal melanjutkan seperti bentuk semula,” terangnya.

Dia berharap, adanya pembangunan Pasar Johar Baru akan membawa perubahan baru. Lingkungan pasar bakal berubah jauh lebih baik. Alun-alun tambah bagus. Di bawah alun-alun ada bidang yang bisa dipakai. “Kemudian Pasar Kanjengan yang dulunya jelek akan dibangun lebih bagus lagi. saya sudah sampaikan kepada kontraktor, tadi ada Kajari, Kapolrestabes, biar kontraktor koordinasi dengan mereka. Bagaimana membangun secara berkualitas dan tidak menyalahi hukum. Karena waktunya sangat mepet. Ini salah satu fungsi koordinasi,” paparnya.

Ketika sudah jadi 100 persen, Hendi membayangkan, Pasar Johar Baru mampu menjadi daya tarik wisata. Terlebih, Johar sudah menjadi pasar legendaris. Tidak sedikit orang yang datang ke Pasar Johar untuk sekadar bernostalgia dengan masa kecil mereka. “Mereka datang dari luar kota. Ada juga datang karena sejarah menyebut Pasar Johar adalah pasar tradisional terbesar di Asia Tenggara. Jadi, Pasar Johar tidak hanya memiliki nilai ekonomis saja, tetapi juga memiliki sektor tourism,” tegasnya. (*)

Editor: Ismu Puruhito