KENDAL (jatengtoday.com) – Di tengah suasana perayaan hari jadi ke-415, Kendal melakukan dobrakan di bidang seni. Para seniman kota kabupaten ini seolah bangun dari tidur panjangnya. Justru di tengah kelesuan aktivitas industri kesenian akibat pandemi Covid-19, mereka melesat untuk bertarung di pasar digital.
Terbukti, setelah sekian lama malang melintang dari panggung ke panggung lewat tarikan vokal sambil memainkan kendangnya, Mutik Nida si Ratu Kendang Indonesia akhirnya merilis single perdana bertajuk “Garangan” di Hotel Sae Inn Kendal, beberapa waktu lalu.
Di bawah label OraNgiro Management, video musik bergenre dangdut koplo karya Edy Dodot itu diluncurkan melalui pemasaran digital (digital marketing) di Facebook Ads dan Google Ads. Artinya, single ini tidak dibuat dalam bentuk fisik, tetapi hanya video klip yang diunggah di jagad maya: platform YouTube, fanpage, dan website.
Peluncuran lagu berbahasa Jawa itu sekaligus menandai grand launching OraNgiro Management, yang lahir dan bermarkas di Kendal. Sebuah perusahaan label yang dibentuk dengan semangat idealisme, untuk mendukung sekaligus mewadahi kreativitas pelaku seni lokal yang berorientasi pada nilai-nilai komersial global. Intinya, memotivasi anak-anak muda Kendal dan sekitarnya, untuk lebih inovatif dan produktif dalam berkarya.
“Tujuan kami, mengenalkan dan mengedukasi para pelaku seni tentang pengetahuan dunia digital marketing, terlebih di masa pandemi sekarang ini, agar kelak bisa turut menikmati nilai-nilai ekonomi dari apa yang mereka kreasikan,” kata owner sekaligus CEO OraNgiro Management, Mustofa.
Mengusung visi ‘Eksplorasi Lokal, Orientasi Global, Mengemas Kreativitas tanpa Batas’, OraNgiro Management lahir dengan semangat idealisme, untuk mendukung sekaligus mewadahi kreativitas pelaku seni lokal yang berorientasi pada nilai-nilai komersial global.
“Tanpa batas ruang dan waktu. Tanpa batas patron-patron yang membelenggu. Membingkai kreativitas tanpa batas,” tutur Mustofa, yang juga praktisi digital marketing ini.
Musik, film, drama, sastra, fashion, dan modelling menjadi bagian garapan OraNgiro Management. “Bagi kami, semua itu adalah seni. Wujud kreasi yang layak diapresiasi dan digarap melalui digital marketing, yang kelak meniscaya berbanding lurus dengan nilai-nilai ekonomi,” tegasnya.
Tanggung Jawab
Tak bisa dinafikan, dukungan pemerintah untuk promosi dan upaya regenerasi pegiat seni di daerah. “Inilah hal krusial bagi perkembangan ekosistem dan industri seni, yang kini menjadi bagian dari tanggung jawab kami,” papar Communications Division OraNgiro Management, Agus Setyawan.
Kini, saatnya seni bisa diarahkan menjadi media komunikasi estetik. “Seni sudah saatnya mewujud sebagai fungsi ekspresi kemanusiaan. Seni yang berfungsi sebagai transfer of feeling bagi audiens,” cetus Arif Suprayogi, talents division OraNgiro Management.
Ketua Komunitas Musisi Kendal (Komik) Farid berharap, OraNgiro Management bisa menjadi media yang menaungi karya seniman dan musisi Kendal dalam format digital.
“Sekarang zamannya digital dan video musik yang diunggah ke media sosial bisa mendapatkan nilai ekonomis dan bisa memajukan industri musik di Kendal,” ucapnya.
Tonggak Sejarah
Mutik Nida mengaku bangga dengan lagu karya anak Kendal ini dan menjadi tonggak sejarah bagi dirinya yang selama ini hanya meng-cover dan menyanyikan lagu milik penyanyi lain.
“Saya senang banget ketika OraNgiro Management nyodorin lagu ‘Garangan’ untuk saya nyanyikan. Tentu saya bersyukur akhirnya bisa merilis lagu sendiri. Apalagi lagunya juga cukup unik, sehingga saya senang membawakannya,” ungkap si Ratu Kendang Indonesia bernama asli Muthiun Nutfi Nidaiyah, yang telah pula disiapkan 12 lagu lain oleh pihak label ini.
Mutik Nida berharap, lagu karya musisi Kendal ini bisa viral dan ?meraup popularitas di kalangan masyarakat pecinta musik, utamanya dangdut.
“Inilah wujud kebangkitan Kendal untuk lebih dikenal banyak orang lewat karya-karya anak-anak mudanya yang diunggah di media sosial” ujar perempuan berhijab kelahiran Semarang, 18 Agustus 1994 ini.
Dalam peluncuran OraNgiro Management dan single “Garangan”, juga ikut diperkenalkan karya Edy Dodot lainnya, yakni “Aku Tak Peduli” yang dinyanyikan Syarif Hida, “Si Om” (Allisa), “Akhiri Saja” (Tanzil Firmansyah), dan “Malam Minggu” yang dilantunkan Alisa. Dimeriahkan pula dengan aksi panggung Paradox, band asli Kendal yang telah mengemas 40 koleksi lagu karya sendiri. (*)
editor: ricky fitriyanto