SEMARANG (jatengtoday.com) – PSIS Semarang masih harap-harap cemas menunggu kondisi pemainnya yang terpapar Covid-19. Kepastian itu baru bisa didapatkan pada hasil Polymerase Chain Reaction (PCR) jelang pertandingan melawan Barito Putera.
PSIS dijadwalkan melakoni laga pekan ke-24 BRI Liga melawan Barito Putera pada Kamis (10/2) di Stadion Kapten I Wayan Dipta Gianyar Bali.
Dokter tim PSIS, Alfan Nur Asyhar mengatakan, saat ini pemain dan ofisial yang terpapar virus corona masih menjalani karantina dan dalam kondisi baik.
“Kondisi 15 orang yang kemarin dinyatakan positif Covid-19, semuanya dalam kondisi baik. Jika kemarin yang 20 persen mengalami gejala ringan, saat ini sudah tidak ada gejala,” kata Alfan, Selasa (8/2/2022).
Baca Juga: PSIS Mainkan Skuad Darurat Lawan Persik, Tanpa Striker dan Bawa Tiga Kiper
Menurutnya, mereka yang terinfeksi Covid-19 tetap dilakukan pengawasan secara ketat. “Pengobatan, pemberian suplemen sudah kami lakukan. Mereka tetap menjalani isolasi secara ketat, bahkan untuk bertemu di lorong, saling sapa dan sebagainya tidak boleh,” tegasnya.
Pada laga di pekan ke-23 melawan Persik Kediri, Minggu (6/2), PSIS Semarang terpaksa memainkan skuad darurat setelah 12 pemain dinyatakan positif Covid-19. Selain itu tiga ofisial juga terinfeksi virus corona.
Saat itu, PSIS hanya mendaftarkan 16 pemain, termasuk lima pemain cadangan. Tidak ada keterangan resmi dari klub terkait pemain dan ofisial yang terpapar Covid-19.
Baca Juga: Liga 1 Dihantam Badai Corona, 52 Pemain dan 16 Ofisial Positif
Tapi dalam pertandingan tersebut PSIS tidak menyertakan Jonathan Cantillana, Chevaughn Walsh, Hari Nur Yulianto, Riyan Ardiyansyah, Septian David Maulana, Frendi Saputra, Komarudin, Reza Irfana, Taufik Hidayat, Beny Wahyudi, Pratama Arhan dan Eka Febri. Sedangkan Fredyan Wahyu dan Andreas Ado masih dalam pemulihan cedera.
Terkait kemungkinan pemain yang terkonfirmasi positif Covid-19 bisa dimainkan melawan Barito Putera, Alfan masih menunggu hasil tes PCR sehari sebelum pertandingan.
“Kami tunggu pemeriksaan selanjutnya dari federasi. Kami tidak akan menggunakan second opinion, dengan begitu akan tahu lebih pasti dan tidak ada kebimbangan,” kata Alfan Nur Asyhar. (*)