Di tengah tambak garamnya, Harno, calon bupati Rembang Nomor 02, mengungkapkan rahasia di balik keberhasilannya dalam dunia usaha.
JATENG TODAY – Pantai Karangjahe, Rembang. Senin, 28 Oktober 2024. Siang itu, di antara pengunjung Pantai Karangjahe yang berswafoto dan menikmati pesona alam, Harno mengunjungi tambak garamnya dengan mengenakan pakaian layaknya seorang petani garam.
Kunjungan ini bukanlah bagian dari kampanye, melainkan momen yang tulus di mana ia bertemu dengan para penggarap tambak miliknya.
Harno memilih untuk mengunjungi salah satu tambak garam yang terletak di Desa Punjulharjo, Rembang, yang berdekatan dengan objek wisata Pantai Karangjahe.
Dengan luas 8.000 meter persegi, tambak ini adalah salah satu aset favorit Harno selama empat tahun terakhir, di antara berbagai usaha yang dimilikinya.
Kecintaannya pada tambak garam dan dunia pertanian-nelayan muncul dari pemahamannya yang mendalam tentang bidang tersebut.
Sejak awal memiliki tambak ini, Harno berkomitmen untuk mempelajari semua aspek pengelolaannya. “Memiliki tambak bukan hanya sekadar investasi, tetapi juga kesempatan untuk belajar dan memahami seluk-beluk dunia pergaraman yang menjadi salah satu sumber penghidupan masyarakat setempat,” jelasnya.
Dia percaya bahwa untuk menjadi seorang pemimpin yang baik, kita harus dapat merasakan dan memahami pekerjaan serta kehidupan orang lain.
Harno dikenal sebagai sosok yang tidak terpaku pada satu bidang. Dia sangat antusias menjelajahi dan mempelajari beragam usaha.
Dalam diskusinya, Harno menyatakan, “Saya kalau masalah kerjaan Insya Allah komplit. Mulai melaut ikut kapal cari ikan sampai naik level tambak garam, pernah saya alami.”
Ia menekankan bahwa pemahaman menyeluruh terhadap pekerjaan sangatlah penting.
Menurut Harno, untuk mencapai kesuksesan, seseorang harus tahu semua aspek dari pekerjaan yang dijalani, baik yang menyenangkan maupun yang menantang. “Hampir semuanya saya geluti. Yang pertama ya nyambut gawe dan juga ingin mengetahui semuanya. Penake, rekasane, ngerti semuanya,” tambahnya.
Motivasi awalnya adalah untuk bekerja secara total, merasakan suka duka pekerjaan, dan menjadi profesional—itulah prinsip Harno.
Baginya, tambak garam ini mencerminkan tekad dan kerja kerasnya. Ia berkomitmen untuk memahami setiap detail pengelolaan tambak, mulai dari proses produksi hingga tantangan sehari-hari yang dihadapi.
Selain itu, Harno juga menekuni bidang pertanian. “Bidang pertanian sulitnya di mana saja enaknya di mana termasuk tambak garam enaknya di mana pahitnya di mana tahu semuanya,” ujarnya.
Ketika berada di tengah nelayan, masyarakat melihat Harno sebagai sosok nelayan. Di antara tambak garam, orang mengenalnya sebagai sosok yang mengerti dunia garam.
Harno juga menekankan pentingnya mengatasi masalah dan memahami keluhan serta harapan orang-orang yang terlibat dalam usahanya. “Bisa mengatasi masalahnya semua saya paham tentang keluhan-keluhan dan harapan-harapan,” tuturnya.
Dengan pemahaman ini, Harno berharap dapat menciptakan lingkungan kerja yang harmonis dan produktif.
Ikhsan, yang telah mengelola tambak garam tersebut sejak sebelum kepemilikan Harno, memberikan pandangannya. Ia telah bekerja di tambak ini selama 4 tahun dan mengenal Harno sebagai sosok yang merakyat dan peduli.
“Saya mengerjakan tambak Pak Harno sudah 4 tahun ini. Orangnya merakyat, penampilan sederhana, tahu orang kecil, perhatian sama pegawainya,” ungkap Ikhsan.
Bagi Ikhsan, Harno lebih dari sekadar bos; ia adalah rekan yang peduli dan mendukung.
Setelah Harno membeli tambak ini, ia memberikan pilihan kepada Ikhsan. “Nek njenengan garap nggih garap, nek mboten nggih kula mbarke,” kata Harno waktu itu.
Artinya, jika mau mengelola, silakan; jika tidak, saya akan membiarkan.
Di bawah kepemimpinan Harno, tambak garam ini beroperasi dengan baik. Harno dan Ikhsan bekerja sama untuk menjaga produktivitas dan memastikan setiap orang yang terlibat mendapat manfaat maksimal.
Dengan dedikasi dan perhatian Harno, ia tidak hanya fokus pada keuntungan, tetapi juga kesejahteraan para pekerjanya. Dengan pendekatan yang sederhana dan terhubung, Harno berhasil menciptakan lingkungan kerja yang harmonis.
Tambak garam ini tidak hanya menjadi sumber penghidupan bagi Harno dan para pekerjanya, tetapi juga memberi manfaat bagi masyarakat sekitar.
Harno berkomitmen untuk meningkatkan kualitas produksi dan memberikan dampak positif bagi komunitas.
Ia juga berusaha untuk terus belajar dan beradaptasi dengan perubahan teknologi dan metode pengelolaan tambak yang lebih efisien. Ia yakin bahwa inovasi adalah kunci untuk menghadapi tantangan masa depan dan menjaga keberlanjutan usahanya.
Dengan semangat tinggi, Harno berharap bisa menginspirasi orang di sekitarnya untuk berani bermimpi dan bekerja keras.
Ia ingin menunjukkan bahwa dengan tekad dan usaha, segala sesuatu mungkin dicapai.
Harno sering berbagi pengalaman dengan para pekerja dan masyarakat setempat, berharap bisa memberi motivasi dan wawasan yang bermanfaat bagi mereka yang ingin mengikuti jejaknya dalam mengelola usaha tambak garam atau bidang lainnya.
Di masa mendatang, Harno memiliki rencana untuk memperluas usahanya dan menjajaki peluang baru di sektor lain, sambil tetap berkomitmen pada nilai-nilai yang telah ditanamkan dalam usaha saat ini.
Terkait pengembangan wisata Pantai Karangjahe, Harno telah berdiskusi untuk menjadikan tambaknya sebagai lahan parkir atau untuk pengembangan wisata agar lebih luas dan menarik bagi pengunjung.
Dengan pengalaman dan pengetahuan, Harno tidak hanya membawa solusi tetapi juga mendasarkan setiap program prioritasnya untuk masyarakat.
Tanggal 27 November nanti, Harno-Hanies akan menjadi pilihan warga Rembang dalam pemilihan bupati Rembang 2024. [jateng today]