in

Peserta Hamil Dapat Prioritas saat Tes CPNS

BOYOLALI (jatengtoday.com) – Para peserta tes CPNS yang sedang hamil, mendapatkan prioritas. Didahulukan saat antre registrasi, misalnya. Pemandangan itu terjadi saat ujian Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) di Asrama Haji Donohudan, Kabupaten Semarang, Sabtu (22/2/2020).

Seperti yang dirasakan Veni Sari Dewi. Warga Solo yang melamar sebagai guru BK di SMK Negeri Baki Sukoharjo ini merasa, fasilitas yang diberikan pada ibu-ibu hamil seperti dirinya cukup memuaskan. Pasalnya, saat datang, ia tak perlu berdiri dan mengantre seperti yang lain.

“Tadi mau registrasi masuk antreannya didahulukan, disuruh duduk dan pas mau ke ruangan didahulukan. Jadi, saya tidak perlu berdesakan dan ramah sekali,” urainya.

Hal serupa diungkapkan oleh Harwinda. Warga Wonogiri itu tengah hamil enam bulan. “Saya diantar suami ke sini. Saya melamar untuk jabatan guru SMA, formasi umum. Ini hamil anak pertama,” ucapnya.

Keduanya, Veni dan Harwinda berharap bisa lolos pada tes tersebut. “Semoga ini adalah rezeki bayi, amiin,” ungkap kedua ibu hamil tersebut.

Sementara itu, Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Pemprov Jateng Wisnu Zaroh mengatakan, prioritas tidak hanya diberikan pada perempuan yang hamil. Bagi mereka yang memiliki disabilitas fisik atau sedang sakit, panitia memberikan tempat khusus agar tak perlu mengantre seperti yang lain.

“Jadi, kalau yang umum itu kan ketika registrasi antre berdiri. Namun kalau yang hamil, yang sakit dan difabel diberikan tempat khusus agar tidak perlu seperti yang lain,” tuturnya.

Setelah diberikan pengarahan, mereka lantas diantar menuju tempat ujian. Untuk yang hamil dan sakit, didahulukan masuk ruangan terlebih dahulu. Selain itu, mereka juga diberikan tempat paling depan, di dekat toilet.

Bila dikalkulasi, setiap harinya ada sekitar 20 perempuan hamil yang mengikuti tes CPNS, di lingkungan Pemprov Jateng.

“Tadi ada yang sakit dua orang, kami juga memberikan pelayanan. Karena tidak tahan dengan pendingin ruangan kami tempatkan agak terpisah dan diperbolehkan pakai jaket karena tidak tahan dingin. Namun hal itu sudah melalui pemeriksaan ketat,” tandasnya. (*)

editor : tri wuryono