SEMARANG (jatengtoday.com) – Sunar, penyandang difabel, mengeluhkan fasilitas di SPBU saat Musrenbangwil Kedungsepur yang digelar di Kota Lama Semarang, Rabu (11/3/2020). Dia mengkritisi masjid di nyaris seluruh SPBU belum ramah difabel.
“Masjid itu kan kadang di tempat wudhu ada kolamnya, kemudian di pom bensin itu ada sekat sehingga teman-teman difabel itu kesulitan,” ucapnya.
Mendengar keluhan itu, Ganjar langsung meresponnya. Melalui Kepala Dinas Energi Sumberdaya Mineral (ESDM) Jateng, Sujarwanto, pemprov lantas berkoordinasi melalui sambungan telepon.
“Tentang usulan yang pom bensin dan sebagainya, ESDM kita sudah sampaikan. Hari ini Pertamina mengeluarkan surat edaran kepada seluruhnya,” ungkapnya.
Hal itu dibenarkan Kepala ESDM Jateng Sujarwanto Dwiatmoko. Menurutnya, lewat sambungan telepon ia sudah mendapat kesanggupan dari GM Pertamina dan Hiswana Migas (Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi).
“Memang ada yang sudah dan belum (ramah difabel), sudah saya sampaikan ke GM MOR IV, mereka akan menindaklanjuti dengan surat edaran dengan petunjuk pelaksanaannya,” jelasnya.
Selain itu, akan diterapkan pula pelayanan difabel. Di antaranya, kode untuk mereka yang buta, atau mereka yang bisu tuli.
“Contohnya di Kota Semarang di mana KPBU yang masuk ada dua. Ini menandakan, jika mengandalkan APBD saja saya jamin tidak cukup, lompatannya tak bisa tinggi. Maka dari itu, kita boleh mengundang swasta, bicara dengan BUMN atau mengeluarkan obligasi,” terang mantan anggota DPR RI ini.
Di wilayah Kedungsepur, pertumbuhan ekonomi paling tinggi dipegang oleh Kota Semarang. Berdasarkan rilis BPS tahun 2019, pertumbuhan ekonomi Kota Atlas mencapai 6,86 persen. Sementara, wilayah lain masih berada di kisaran lima persen. (*)
editor: ricky fitriyanto