in

Perbaikan Jalan Jadi Prioritas Pembangunan di Solo Raya

KLATEN (jatengtoday.com) – Masalah jalan rusak paling banyak dilaporkan warga Solo Raya di kanal aduan ‘Lapor Gub’. Terutama di wilayah eks Karesidenan Surakarta seperti Solo, Klaten, Wonogiri, Sragen, Boyolali, Sukoharjo, Sragen, dan Karanganyar.

“Hampir semua laporan yang masuk ke saya di wilayah Solo Raya ini adalah persoalan infrastruktur jalan,” ucap Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo saat memimpin Musrenbangwil eksKaresidenan Surakarta di Pendopo Kabupaten Klaten, Senin (4/3/2019).

Karena itu, Ganjar meminta bupati dan wali kota setempat, menindaklanjuti keluhan masyarakat tersebut. Tidak hanya membangun, perbaikan infrastruktur jalan harus disertai kebijakan lain. Sebab selain karena faktor cuaca dan alam, kerusakan jalan sebagian besar disebabkan kendaraan yang ada di atasnya mengalami over dimension dan overload (ODOL).

“Jadi harus dilakukan kebijakan lain untuk menjaga infrastruktur awet. Saya minta masing-masing Kabupaten Kota membuat tim reaksi cepat untuk merespon persoalan ini dan membuat kebijakan-kebijakan untuk menjaga kualitas infrastruktur tetap awet,” tegasnya.

Dalam kesempatan itu pula, Ganjar mewanti-wanti bahwa Musrenbangwil bukan hanya ajang bagi-bagi uang. Namun kegiatan itu harus benar-benar digunakan untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang dialami masyarakat.

“Berbagai persoalan harus diselesaikan, mulai ideologi, ekonomi, pemberdayaan, perlindungan perempuan dan anak, penyandang disabilitas dan sebagainya. Semuanya harus terbuka dan cepat dalam merespon dan menindaklanjuti aduan warga,” tegasnya.

Musrenbangwil eksKaresidenan Surakarta dihadiri oleh Wakil Gubernur Jateng, Taj Yasin Maimoen, Bupati/Wali Kota se eks Karesidenan Surakarta dan Anggota DPD RI, GKR Ayu Koes Indriyah. Juga, acara dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat mulai penyandang disabilitas, perwakilan forum anak, LSM dan sebagainya.

Pada kesempatan itu, GKR Ayu Koes Indriyah meminta pemerintah tidak hanya fokus pada persoalan pembangunan infrastruktur. Tapi, pembangunan di sektor kebudayaan juga harus diperhatikan.

“Saya titip, kalau bisa dianggarkan untuk seperangkat gamelan di desa-desa. Sebab saya sedih, setiap ada acara, musiknya dari kaset,” jelasnya.

Jateng, lanjutnya, merupakan sumber kebudayaan tradisional yang diakui oleh dunia. Berbagai cara harus dilakukan untuk melestarikan budaya dan tradisi nenek moyang. “Apa yang ada di Jateng ini, semua kearifan lokal dan budaya tradisi harus dilestarikan. Meskipun tidak mudah, tapi kalau tidak ada upaya saya khawatir kebudayaan ini akan lenyap,” tandasnya. (*)

editor : ricky fitriyanto