in ,

Pengamat: SS Akan Goreng E-KTP untuk Serang Ganjar

SEMARANG – Meski unggul mutlak di sejumlah lembaga survei, Pasangan Calon Ganjar Pranowo dan Taj Yasin tidak boleh berleha-leha. Pasangan Calon Sudirman Said dan Ida Fauziah akan berjuang sekuat tenaga untuk melawan. Diantaranya dengan menggoreng isu kasus korupsi E-KTP untuk menggoyang elektabilitas lawannya.

Menurut Pengamat Politik Universitas Gadjahmada Ari Sujito, isu E-KTP paling potensial digunakan SS-Ida untuk melemahkan Ganjar. Namun ampuh tidaknya isu ini bergantung banyak faktor. Dari cara menggoreng hingga sasaran tembak.

Bahkan reaksi balik Ganjar dan konfigurasi politik nasional juga turut mempengaruhi.

“Ya mereka pasti akan menggoreng itu (EKTP), cuma mempan apa tidak kan tergantung cara bereaksi dan konfigurasi politik nasional karena Jateng ini salah satu barometer nasional,” katanya, diwawancara melalui telepon dari Semarang, Jumat (29/3).

Menghadapi serangan tersebut, Ari menyarankan Ganjar untuk easy going dan tidak bereaksi berlebihan. “Ganjar pasti akan diserang isu EKTP, tapi yang penting selama proses hukum Ganjar tidak bersalah tidak macam-‘lmacam dia easy going saja tidak perlu reaksioner,” katanya.

Sepanjang pengamatan Ari, isu EKTP masih bermain di tingkatan kalangan menengah. Baik produsen isu maupun sasaran. Padahal yang paling penting adalah kalangan bawah atau grass root dimana Ganjar sangat kuat disana.

“Kalau kalangan menengah bisa berpengaruh tapi yang paling penting itu di grass root, kalau grass root kuat ya Ganjar masih kuat. Kukira produsen penggorengan itu kan kelas menengah,” ujarnya.

Dalam memainkan isu E-KTP, Ari mewanti-wanti SS-Ida untuk berhati-hati. Bisa jadi gorengan isu tersebut malah berujung black campaign yang berarti berakibat blunder sendiri.

“Ya bisa kalau dia menyatakan sesuatu yang tidak ada bukti, mengada-ada dan menyerang pribadi itu black campaign. Harus hati-hati kalau terjebak kampanye hitam kan blunder juga,” terangnya.

Serangan E-KTP tersebut, tidak selalu dari tim resmi SS-Ida. Sebab sudah lazim di media sosial, serangan dilakukan dari tim lain atau tidak terafiliasi dengan timses resmi.

“Kan media sosial selalu begitu, kadang-kadang tidak langsung ya itu,” katanya.

Oleh karena itu Ari meminta Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) untuk segera menggambil langkah tegas jika menemukan black campaign atau ujaran kebencian di media sosial.

“Kalau sudah menyudutkan sifatnya hatespeech Bawaslu harus bersikap, itu berlaku pada siapapun,” ujarnya.

Dalam menghadapi isu E-KTP, menurut Ari, Ganjar harus mampu menyolidkan barisannya. Tim harus mampu membuat satu narasi tunggal untuk menjawab pertanyaan tentang E-KTP.

“Ganjar harus punya tim solid untuk memberi jawaban yang solid kalau ada pertanyaan, jangan jawaban berbeda-beda. karena bagaimanapun itu isu yang pasti akan digoreng. jawaban harus satu suara,” tegasnya. (ajie mh)

Editor : Ismu Puruhito