SEMARANG (jatengtoday.com) – Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang mengeklaim angka kemiskinan di Kota Semarang pada 2019 ini tinggal tersisa 4,14 persen, atau 67 ribu orang dari keseluruhan jumlah penduduk.
“Dari jumlah total tersebut, 38 ribu warga yang masuk kategori miskin telah mendapatkan bantuan berupa Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dan 23 ribu mendapatkan Bantuan Program Keluarga Harapan (PKH),” kata Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Semarang, Muthohar, Jumat (22/11/2019).
Melalui dua program bantuan dari pemerintah pusat tersebut, Pemkot Semarang berupaya mewujudkan pengentasan kemiskinan.
“Warga penerima BPNT mendapatkan bantuan Rp 110 per bulan yang dibelanjakan berupa beras dan telur. Sementara warga penerima PKH mendapatkan bantuan antara lain bantuan pendidikan, ibu hamil, dan lansia,” terangnya.
Lebih lanjut, Muthohar menjelaskan kriteria warga yang mendapatkan bantuan tersebut, yakni “desil” dan “presentil”. “Akan diketahui warga yang masuk ke “desil” berapa. Ada yang kategori miskin hingga miskin sekali,” terangnya.
Muthohar juga menegaskan bahwa Pemkot Semarang tidak hanya mengandalkan bantuan pemerintah pusat. “Sebab, Pemkot Semarang juga memiliki berbagai program sebagai upaya menekan angka kemiskinan,” katanya.
Di antaranya program Kredit Wibawa, masyarakat bisa memanfaatkan untuk meminjam modal usaha dengan bunga rendah, menciptakan lapangan kerja dengan mempermudah investasi. Selain itu, ada pengobatan gratis melalui program UHC, gratis imunisasi, vaksinasi, pembuatan akta, dan lain-lain. (*)
editor : ricky fitriyanto