SEMARANG (jatengtoday.com) – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata maupun Dinas Kesehatan Kota Semarang telah lama memberikan izin rekomendasi untuk operasional kembali kepada tujuh bioskop di Kota Semarang. Namun sampai saat ini belum bisa beroperasi karena masih menunggu izin keramaian di kepolisian.
“Rekomendasi pembukaan operasional telah diberikan kepada tujuh bioskop di Kota Semarang. Baik perizinan dari Disbudpar maupun Dinas Kesehatan Kota Semarang. Nah, saat ini mereka telah mengurus izin keramaian di kepolisian,” kata Kepala Disbudpar Kota Semarang, Indriyasari, Selasa (10/11/2020).
Dijelaskannya, nanti setelah izin keramaian dari kepolisian keluar, dalam waktu dekat tujuh bioskop di Kota Semarang segera dibuka kembali. Ketujuh bioskop tersebut masing-masing: Citra XXI, Paragon XXI, DP Mall XXI, Transmart Setiabudi XXI, Transmart Majapahit XXI, Central XXI dan Cinepolis Java Mall.
“Kalau melihat dari kesiapan secara teknis, mereka sudah siap semua. Kami juga sudah mengecek semua bersama bapak Pjs Wali Kota, mereka sudah siap semua. Tinggal menunggu perizinan keramaian di kepolisian saja. Kalau sudah keluar, bisa langsung dibuka. Pengecekan kami sudah final. Nanti tinggal pemantauan dan pengawasan,” katanya.
Lebih lanjut, kata Indriyasari, pemberian rekomendasi operasional kepada tujuh bioskop tersebut dengan mempertimbangkan kesiapan pengelola yang dinilai telah memenuhi syarat dalam penerapan dan sarana prasarana protokol kesehatan. “Karena sudah bagus, kemudian kami mengeluarkan surat rekomendasi untuk dioperasionalkan kembali,” imbuhnya.
Namun demikian, Indriyasari belum bisa memastikan kapan bioskop tersebut benar-benar mulai dibuka. “Kami tidak bisa memastikan kapan izin keramaian itu keluar, karena itu kewenangan kepolisian, bukan pemerintah kota. Saya kira juga tidak lama kok,” katanya.
Pjs Wali Kota Semarang Tavip Supriyanto sebelumnya mengatakan, dengan dibukanya kembali gedung bioskop, bisa menghidupkan kembali hiburan masyarakat serta menggerakkan roda ekonomi di Kota Semarang yang selama pandemi ini terhenti. “Biar tidak terlalu lama stagnan,” ujarnya. (*)
editor: ricky fitriyanto