in

PAN Intai Bacawagub yang Rajin Sosialisasi

SEMARANG – Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Amanat Nasional (PAN) Jateng terus memantau bakal calon gubernur (bacawagub) yang rajin turun ke tengah masyarakat untuk melakukan sosialisasi.

tali tiga uang, Ketua Desk Pilkada Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PAN Jateng, Wahyudin Noor Aly menjelaskan, pihaknya belum memastikan siapa yang bakal diusung dalam Pilkada Jateng. Entah dari kader internal atau eksternal.

“Kalau soal peluang, Sudirman Said sudah berkomunikasi langsung dengan DPP,” bebernya, Selasa (7/11).

Meski begitu, lanjutnya, tidak menutup kemungkinan DPW PAN tetap mengajukan calon dari kader internal. Proses penjaringan bakal dilakukan untuk diusulkan di tingkat DPP.

“Sementara ini, kami masih menjalankan tugas dari DPP. Yaitu memantau siapa saja yang sering turun langsung ke masyarakat untuk melakukan sosialisasi. Yang kami lihat saat ini ya Pak Ganjar (Ganjar Pranowo). Karena saat ini masih menjabat sebagai gubernur dan turun ke masyarakat itu merupakan tugas kepala daerah,” terangnya.

Mengenai upaya koalisi, pria yang akrab disapa Goyud ini mengaku sudah cukup mengerucut berkomunikasi dengan parpol lain. Terutama yang punya sedikit kursi di DPRD Jateng. Seperti Gerindra, PKS, dan PKB.

“Saya rasa yang tak punya cukup kursi akan menjalin koalisi. Kalau tidak begitu kan tidak bisa ikut mengusung calon. Kalau di tingkat DPP, komunikasi juga dengan PDIP,” imbuhnya.

Sementara itu, pengamat politik dan pemerintahan dari Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Muhammad Yulianto menilai, partai yang tak punya cukup kursi bakal bergabung untuk mengusung calon alternatif. Mereka punya peluang dan otoritas untuk menjadi pemain utama dalam Pilgub Jateng.

“Meski tak punya banyak kursi, mereka bisa bergabung untuk mengajukan calon alternatif,” cetusnya.

Calon itu, lanjutnya, tidak harus dari internal salah satu partai. Bisa juga mengambil sosok dari luar Jateng yang dianggap punya kompetensi, kualitas, dan kapasitas untuk menjadi pemimpin Jateng. Apalagi, nama-nama yang muncul sekarang memang bukan dari Jateng.

“Ini menunjukkan bahwa politik Jateng mengedepankan aspek keterbukaan. Politik terbuka yang tidak mempertimbangkan asal-usul daerah,” tuturnya. (ajie mh)

Ajie MH.