in

Pakar Pesimistis Pertumbuhan Ekonomi Jateng Bisa Capai 7 Persen

SEMARANG (jatengtoday.com) – Target pertumbuhan ekonomi Jateng yang dipatok di angka 7 persen, besar kemungkinan tidak bisa tercapai. Hal itu dikatakan Pakar Ekonomi dari Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata Semarang, Prof. Dr. Andreas Leko, dalam diskusi bertema Membangun Literasi Data Statistik di Era Digital yang digelar Badan Pusat Statistik (BPS) Jateng di Kota Semarang, Kamis (21/11/2019).

Leko menilai ada beberapa hal yang harus dilakukan agar perekonomian Jateng mencapai angka yang diharapkan. Salah satunya, pemerataan pembangunan infrastruktur di daerah-daerah yang memiliki potensi pertumbuhan ekonomi tinggi, seperti Cilacap, Brebes, Banyumas, dan Banjarnegara.

“Kalau daerah-daerah itu bisa dibangun infrastruktur seperti bandara, pelabuhan, akses jalannya diperbagus justru akan menambah daya tarik investor dan bisa mengarah ke Jabar. Jangan hanya terpusat di Semarang atau Solo. Mulai perlu mapping berdasarkan wilayah,” terangnya.

Meski begitu, dia memprediksi, kondisi ekonomi di Jateng akan mengalami anomali pada akhir 2019 ini. Faktor utamanya, karena belakangan, perekonomian daerah lain menurun, tapi Jateng justru mengalami pertumbuhan.

Data BPS Jateng menyebutkan perekonomian Jateng sampai dengan triwulan III 2019 (c-to-c) mencapai 5,46 persen. Angka ini lebih tinggi dibanding pertumbuhan ekonomi nasional sepanjang 2019 (c-to-c) yang hanya berkisar 5,04 persen.

Sementara itu, jika dilihat secara year on year (yoy), pencapaian ekonomi Jateng triwulan III 2019 mencapai 5,66 persen atau naik dibanding pencapaian ekonomi Jateng pada periode yang sama tahun 2018, yakni 5,21 persen.

“Kalau estimasi saya pertumbuhan ekonomi Jateng hingga akhir tahun nanti mencapai 5,45 persen. Tapi ini bagus, karena mengalami pertumbuhan dibanding daerah lain yang cenderung turun, kecuali DKI,” paparnya.

Tingkat perekonomian di Jateng, lanjutnya, bisa tumbuh pesat karena didukung pertumbuhan pertumbuhan ekonomi di sektor tersier atau jasa, seperti penyediaan akomodasi, makanan minuman, informasi dan komunikasi, serta jasa perusahaan. Selain itu, kondisi dan situasi di Jateng yang aman juga menumbuhkan minat investor untuk menanamkan modalnya.

“Jateng itu kan dianggap provinsi yang aman untuk aktivitas ekonomi,” ujar Guru Besar Akuntansi Unika Soegijapranata ini.

Sementara itu, Kepala BPS Jateng, Sentot Bangun Widoyono, menilai ada beberapa sektor yang perlu didorong pemerintah untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi.

“Kami bicara dari sisi data. Dari data itu bisa dilihat ada potensi yang bisa tumbuh, misal industry, sektor yang terlibat dengan pariwisata, seperti hotel, tempat rekreasi, dan transportasi. Sektor-sektor itu yang perlu didorong agar tercapai pertumbuhan ekonomi yang signifikan,” ujarnya. (*)

editor : tri wuryono

Ajie MH.