SEMARANG (jatengtoday.com) –Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Jateng sebagai yang terbesar se-Indonesia.
Kepala OJK Regional 3 Jateng-DIY, Aman Santosa mengatakan di Jateng ini capaian kredit UMKM melebihi capaian permintaan nasional. Bahkan capaian itu sudah diraih Jateng sejak tahun 2016.
Dari datanya, penyaluran KUR di Jateng pada 2021 kemarin tembus Rp 42 triliun. Jumlah itu merupakan yang tertinggi secara nasional. Dengan porsinya mencapai 18 persen.
Dikatakan, capaian ini menunjukkan bahwa Jateng sangat baik dalam melaksanakan akses keuangan bagi masyarakat.
“Kita bersyukur itu ya. Contoh misalnya, UMKM di Jateng ini persentasenya sudah mencapai dari kredit UMKM mencapai 45 persen. Ini lebih tinggi daripada permintaan Presiden yaitu 35 persen. Di Jateng sudah mencapai 45 persen lebih,” ucapnya, Selasa (22/3/2022).
Meski begitu, Aman memberi catatan, perlu ada evaluasi. “Jangan-jangan masih ada ruang-ruang yang bisa diperbaiki untuk lebih meningkatkan pelayanan kepada masyarakat,” imbuhnya.
Mengingat saat ini, masih banyak orang yang mengadu belum dapat KUR, atau belum dapat kredit. Sehingga dari mereka ada yang terpaksa lari ke pinjaman online (pinjol) atau ke rentenir dan sejenisnya.
Di 2022 ini, OJK akan mengevaluasi dan membuat program baru supaya keluhan keluhan masyarakat atau kesenjangan bisa diperbaiki secara perlahan.
“Karena kita sudah tahu harus kemana bergerak. Program sudah bagus besarannya tetapi saya sadari ada beberapa ruang yang masih bisa diisi. Intinya ini, perbankan memang perlu lebih proaktif, lebih jemput bola agar masyarakat yang tidak terlayani, akan terlayani dengan baik,” terangnya.
Data OJK mencatat UMKM di Jateng ada sekitar 4 juta. Dari hasil survei mereka, pelaku UMKM mengalami kesulitan pada soal pemasaran. Selanjutnya, UMKM terkendala di pembiayaan.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengatakan, pihaknya terus berikhtiar membantu UMKM mencari cara baru agar pascapandemi ini ekonomi bisa menggeliat.
“Mereka yang kesulitan mencari kerja bisa menjadi entrepreneur. Sehingga masyarakat yang mempunyai usaha baru, mulai berkembang, mulai bagus agar usaha mereka bisa lebih gede. Lainnya bisa meniru enterpreneur juga. Karena kita masih kekurangan,” tandasnya.
Permudah Akses Keuangan UMKM
Ganjar Pranowo kembali mempermudah akses keuangan bagi UMKM. Setelah membuka berbagai plafon pinjaman, sekarang Ganjar meluncurkan aplikasi Srikandi dengan menggandeng Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) se-Jateng dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Aplikasi Srikandi merupakan akronim dari Sistem Informasi Akses Keuangan Daerah Terintegrasi.
Srikandi adalah website Tim Pempercepatan Akses Keuangan Daerah Provinsi Jawa Tengah yang menyediakan media informasi perkembangan akses keuangan yang komprehensif dan mudah diakses, sehingga dapat dijadikan petunjuk oleh pemerintah daerah dalam menetapkan kebijakan guna mendorong perekonomian dan tingkat inklusi di suatu daerah.
“Di sana banyak fitur, bagaimana akan mengajukan KUR, skimnya seperti apa, syarat apa saja, terus dijamin yang digaet aplikasi itu legal. Pasti legal. Sehingga kalau ada sesuatu yang tidak benar bisa disampaikan ke OJK,” ujarnya.
Kemudahan akses permodalan UMKM tersebut Ganjar luncurkan, mengingat di kala pandemi, tidak sedikit UMKM yang terdampak.
Sehingga mereka membutuhkan akses keuangan yang lebih mudah dan aman. Menyusul juga, fenomena belakangan dengan munculnya investasi bodong yang memunculkan crazy rich.
“Kadang-kadang mereka shortcut (jalan pintas) apakah mereka mencari cara yang paling gampang. Maaf mungkin harus ke rentenir, ke pinjol, atau investasi bodong yang kemarin melibatkan banyak tokoh tokoh hebat dan memunculkan crazy rich,” tandasnya. (*)