in ,

Obyek Wisata Pendukung Swafoto Masih Jadi Favorit Wisnus

SEMARANG – Obyek wisata (obwis) baru yang menawarkan tempat sebagai ajang berfoto selfie di Jateng, ternyata menunjang jumlah kunjungan wisatawan, utamanya wisatawan asal Jateng sendiri atau wisatawan lokal. Wisata alam yang kini makin menjamur, menjadi pilihan baru untuk berlibur.

“Untuk wisatawan yang dari Jateng sendiri memang rata-rata ke wisata alam. Adanya wisata foto selfie memang sangat memikat,” kata Kepala Bidang Pemasaran Pariwisata Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Provinsi Jateng, Alamsyah, Selasa (2/1/2017).

Ia mengatakan, memang untuk obwis berupa alam saat ini sudah merata di Jateng. Wisatawan yang datang atau peminatnya pun dari masyarakat di Jateng sendiri atau lokal. Bahkan, daerah yang biasanya minim wisatawan semisal Blora dan Rembang, kini mulai banyak yang berwisata.

“Sekarang wisatawan nusantara dari Jateng sendiri sudah merata, misalnya Rembang dan Blora meski hanya berkeliling di Jateng sendiri,” katanya.

Sementara untuk wisatawan nusantara dari luar Jateng, sampai saat ini yang berkunjung ke Jateng rata-rata masih di obwis yang menjadi ikon. Semisal, Candi Borobudur, Candi Prambanan, Museum Kereta Api Ambarawa, Kota Lama Semarang, dan dataran tinggi Dieng, termasuk kepulauan Karimunjawa.

Adapun untuk data kunjungan sepanjang tahun 2017 lalu, hingga kini belum selesai direkap. Namun untuk data per awal November 2017, wisatawan asing sudah mencapai sekitar 600 ribu dari target 420 ribu. Untuk wisatawan nusantara, sudah mencapai sekitar 30 ribu dari target 34 ribu.

Terpisah, Ketua Komisi B DPRD Jateng, Chamim Irfani mengatakan, bahwa antusiasme masyarakat untuk pergi ke tempat wisata alam yang selama ini masih dikelola oleh desa-desa belum mendapat perhatian dari pemerintah. Padahal, hal ini dapat menggerakan perekonomia masyarakat di desa.

“Karena asumsinya orang kota ke desa dan mengeluarkan uang, dan ini masih terjadi secara natural. Ini sebenarnya pemerintah harus cepat menangkap fenomena ini, yaitu menangkap fenomena masyarakat daripada membeli barang bermerek sekarang bergeser ke wisata,” ungkapnya.

Maka, Komisi B DPRD Jateng mendorong agar munculnya desa-desa wisata ini dikelola secara professional. Pihaknya juga mendorong pada Disporapar Jateng untuk melakukan sertifikasi gratis pada para guide secara gratis.
“Sertifikasi guide gratis ini penting, agar mereka mampu menjadi marketing di titik-titik wisata alam di wilayah Jateng,” tegas politikus PKB ini. (ajie mh)

Editor: Ismu Puruhito