in

Musim Hujan Belum Usai, Warga di Daerah Rawan Banjir Masih Was-was

SEMARANG (jatengtoday.com) – Warga Kota Semarang yang tinggal di daerah rawan banjir masih was-was karena musim hujan belum usai. Pasalnya, potensi banjir masih menghantui setiap saat. Apalagi bagi yang tinggal di daerah pesisir, bencana rob tak kalah menakutkan dari banjir.

Berdasarkan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang dirilis 6 Maret 2019 lalu, prediksi musim kemarau baru akan berlangsung pada bulan April. Bahkan, sebagian pulau Jawa ada yang memasuki musim kemarau bulan Juni. Sehingga, potensi hujan yang bisa berdampak pada banjir dan rob masih ada.

Adapun daerah rawan banjir di Kota Semarang sesuai kecenderungan yang ada, setidaknya dibagi dalam dua wilayah besar. Wilayah Timur meliputi Kecamatan Genuk, Gayamsari, dan Semarang Utara. Sementara wilayah barat, yakni Kecamatan Mijen dan Tugu.

Pantauan di lapangan, beberapa titik tersebut saat ini cukup stabil, meskipun hujan pada Sabtu (23/3/2019) dan Minggu (24/3/2019) pagi terbilang cukup lebat.

Seperti di Kelurahan Tambakrejo dan Kaligawe, Kecamatan Gayamsari. Begitu pula di Kampung Tambaklorok, Tanjung Mas, Kecamatan Semarang Utara. Beberapa kelurahan tersebut biasanya ketika diguyur hujan lebat, langsung langganan banjir-rob.

Sumirah (35) warga Kelurahan Tambakrejo mengatakan, saat ini kampungnya terbilang aman. Meskipun tidak bisa dipungkiri, genangan air di jalan-jalan kampung masih bisa terlihat di beberapa titik. Namun, dirinya tetap bersyukur dengan kondisi sekarang.

“Ya alhamdulillah nggak banjir. Pengennya sih seperti ini terus, tidak banjir-banjir lagi. Kemarin air ini (di parit yang memanjang di kampung) naik (debitnya), tapi tidak sampai meluap,” ujarnya saat ditemui, Minggu (24/3/2019).

Dirinya berharap agar proyek normalisasi sungai Banjir Kanal Timur (BKT) dan Sungai Tenggang segera selesai. Karena, jika proyek tersebut benar-benar rampung, potensi banjir dan rob otomatis terminimalisir. “Kalau seperti sekarang ya masih khawatir lah,” imbuhnya.

Disamping itu, genangan cukup tinggi akibat hujan kemarin, bisa dilihat di jalan masuk Perum Genuk Indah. Pengendara sepeda motor kesulitan saat hendak melintas.

“Sulit, soalnya kan airnya tinggi. Takutnya motor saya mlepek (mati), kalau gitu kan tambah repot harus ndorong-ndorong,” ucap Zulkarnain (41), warga setempat.

Menurut tukang becak Ahmadi (57), di dekat tempatnya mangkal itu memang sudah biasa banjir tercampur rob. Hanya saja diakuinya kemarin sempat surut karena beberapa hari tidak hujan, kalau pun hujan, intensitasnya ringan. Tetapi karena kemarin hujan lebat, air di selokan tidak kuat menampung, sehingga meluap. (*)

editor : ricky fitriyanto