SEMARANG – Jateng Valley di Hutan Penggaron, Kabupaten Semarang, akhirnya mulai dibangun. Objek wisata yang dulu akan diberi nama Jateng Park ini mangkrak sejak 2010 silam.
Ground breaking Jateng Valley sengaja dilakukan di hari jadi Jateng, Sabtu (15/8/2020). “Proyek ini sebenarnya sudah digagas sejak 2010 lalu. Tapi karena begitu rumitnya birokrasi saat itu, akhirnya proyek molor dan baru terealisasi tahun ini,” jelas Direktur PT Taman Wisata Jateng, Priyo Handoko.
Dikatakan, pembangunan Jateng Valley awalnya diprediksikan menghabiskan anggaran Rp 2 triliun. Tapi dengan perkembangan terbaru, proyek itu nilainya menjadi membengkak hingga berkalilipat.
“Nantinya di sini akan dibangun destinasi wisata yang lengkap, seperti resort, hotel, taman bermain, taman edukasi, mice, outbond, science centre dan banyak lagi destinasi lain. Intinya, tidak hanya menawarkan hiburan, tapi juga edukasi,” jelasnya.
Pembangunan Jateng Valley lanjut Priyo akan berlangsung bertahap multiyears. Dirinya juga mengklaim, bahwa Jateng Valley akan menjadi obyek wisata terbesar se Asia Tenggara.
“Dengan luas yang hampir 400 hektare, ini akan menjadi obyek wisata terbesar se Asia Tenggara,” tandasnya.
Sementara itu, Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo membenarkan bahwa proses pembangunan Jateng Valley membutuhkan waktu yang cukup lama. Bahkan sejak dirinya belum menjadi gubernur, rencana pembangunan itu sudah dimulai.
“Kendalanya macam-macam, ada administrasi, soal paradigma dan lainnya. Mungkin ya, saat itu kalau orang mau investasi dipersulit. Mungkin ya, makanya saya tadi sampaikan, bahwa saya sepertinya terlahir untuk jadi buldozer untuk membereskan masalah-masalah seperti ini, dan jadilah seperti hari ini,” terangnya.
Dia optimistis, pembangunan Jateng Valley akan memberikan dampak bagi masyarakat. Dengan adanya destinasi wisata baru itu, diharapkan mampu mendatangkan wisatawan. Ekonomi pun ikut bergeliat.
Meski begitu, Ganjar mewanti-wanti pengelola Jateng Valley agar tetap berorientasi pada lingkungan dalam pembangunannya. Sebab, lokasi hutan Penggaron yang masih asri harus tetap terjaga.
“Karena ini tempat wisata yang mau dibuat di hutan, saya harapkan orientasi lingkungan tetap nomor satu. Saya minta detil itu diperhatikan, termasuk energinya menggunakan green energy. Agar, orang datang ke sini selain mendapat hiburan juga mendapat pelajaran tentang eco friendly. Tempatnya enak, nyaman, hutannya masih terjaga dan semua yang datang sadar pentingnya menjaga lingkungan,” tandasnya. (*)
editor : tri wuryono