in

MilkLife Soccer Challenge Siapkan Kompetisi Berjenjang untuk Pembinaan Pesepakbola Putri

Head Coach MilkLife Soccer Challenge Timo Scheunemman (tengah) bersama Program Director MilkLife Soccer Challenge, Teddy Tjahjono (kiri) dan Brand Manager MilkLife, Adrian Tan di Stadion Undip Semarang, Minggu (22/12/2024).

SEMARANG (jatengtoday.com) – MilkLife Soccer Challenge diharapkan bisa menjadi wadah bagi siswi Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Sekolah Dasar (SD) yang ingin berkarier sebagai pesepakbola profesional. Kompetisi berjenjang sudah dirancang untuk mencari calon bintang sepak bola putri.

Tidak hanya memantik animo dan kecintaan terhadap sepak bola putri di usia dini, MilkLife Soccer Challenge juga menjadi ajang pemantauan bakat guna menjaring bibit-bibit bertalenta.

Di setiap kota penyelenggaraan, tim Talent Scouting MilkLife Soccer Challenge menyeleksi para peserta melalui teknik dasar penguasaan bola (ball mastery) dan juga atletisme, postur, agility, kepercayaan diri, kerja sama tim, konsistensi dan pantang menyerah.

Program Director MilkLife Soccer Challenge, Teddy Tjahjono, menuturkan pemantauan bakat dilakukan guna memilah para peserta yang memiliki kualitas mumpuni yang akan diasah dan diarahkan ke sekolah sepak bola (SSB). Dengan demikian, diharapkan bakat-bakat yang muncul saat MilkLife Soccer Challenge dapat dioptimalkan dengan baik melalui program pembinaan yang tepat.

“Kami mengarahkan mereka bergabung dengan SSB guna mengasah bakat dan teknik sehingga ketika MilkLife Soccer Challenge bergulir mereka bisa menunjukkan kemampuan terbaik mereka. Ini merupakan bagian dalam membangun ekosistem sepak bola putri di level usia dini yang diharapkan dapat menyuplai pemain pemain berkualitas di jenjang level usia berikutnya,” urai Teddy.

Menurut Teddy, dengan adanya kompetisi atau turnamen seperti MilkLife Soccer Challenge membuat anak-anak usia dini memiliki tujuan yang pasti.

“MilkLife Soccer Challenge ini menjadi wadah bagi pesepakbola putri usia dini sehingga mereka memiliki arah tujuan berlatih yang jelas,” ujarnya.

Selain diarahkan bergabung dengan SSB, bibit-bibit potensial tersebut kemudian dipoles dalam program MilkLife Extra Training yang diarahkan langsung oleh Head Coach MilkLife Soccer Challenge Timo Scheunemman yang memiliki lisensi kepelatihan UEFA A di Jerman sejak tahun 2007.

Muara dari program pelatihan ekstra ini adalah tiap-tiap kota penyelenggaraan membentuk satu tim guna berlaga pada gelaran MilkLife Soccer Challenge All Stars yang akan dihelat pada akhir Januari 2025 di Supersoccer Arena, Rendeng Kudus, Jawa Tengah.

Coach Timo mengatakan MilkLife Soccer Challenge All Stars 2025 menjadi ajang pembuktian untuk menjadi yang terbaik dari para peserta terbaik yang telah terseleksi di setiap kota penyelenggaraan MilkLife Soccer Challenge 2024.

Ia optimistis, persaingan dalam kompetisi tersebut akan berlangsung sengit mengingat tiap-tiap peserta sudah mengasah kemampuan mereka dalam pelatihan ekstra selama beberapa bulan sebelumnya.

“Bahkan, di beberapa kota yang sudah rampung menggelar Seri 2, tim pelatih termasuk saya pun agak pusing untuk menentukan starting line-up karena kualitas mereka sangat bagus di atas ekspektasi karena perkembangan teknik mereka sangat pesat sekali. Tapi ini juga jadi sinyal positif di masa mendatang Indonesia memiliki banyak stok bibit-bibit pesepakbola putri berkualitas,” tandas Timo. (*)