in

Mesin Rusak, Kapal Pengangkut Elpiji Tenggelam di Perairan Tanjung Pandan

BELITUNG (jatengtoday.com) – Kapal pengangkut tabung gas elpiji bersubsidi tiga kilogram dari Belitung menuju Kota Pangkal Pinang Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, tenggelam di perairan Tanjung Pandan, Kabupaten Belitung, Senin (16/12) malam. Kapal beridentitas KM Putra Sentosa II itu diduga mengalami kerusakan mesin.
“Kapal mengalami kerusakan mesin kemudian lego jangkar di sana tetapi larat atau bergeser,” kata Petugas Keselamatan Berlayar Penjagaan dan Patroli, Kantor Kesyahbandaraan dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas IV Tanjung Pandan, Fadli, Selasa (17/12/2019).
Menurut dia, KM Putra Sentosa II berukuran 29 GT berangkat dari pelabuhan Tanjung Pandan menuju Pangkal Balam pada pukul 13.30 WIB dengan mengangkut sebanyak 3.360 tabung kosong elpiji ukuran tiga kilogram.
“Jadi dugaan penyebab tenggelamnya sementara adalah kebocoran dan kerusakan mesin. Kalau cuaca buruk posisinya masih berada di alur jadi tinggi gelombang paling masih 0,5 meter,” ujarnya.
Untuk saat ini, pihaknya sedang berkoordinasi untuk melakukan upaya evakuasi terhadap kapal tersebut dengan cara ditarik menuju pelabuhan Tanjung Pandan. “Kami akan koordinasi dulu dengan pihak pemiliknya untuk bagaimana cara evakuasinya jangan sampai nanti kami tarik ke sini nanti tenggelam di alur jadi kacau,” katanya.
Sementara nahkoda KM Putra Sentosa II, Effendy (35) mengatakan, kapalnya mengalami mati mesin ketika berlayar menuju pelabuhan Pangkal Balam sehingga pada pukul 17.00 WIB lego jangkar dan melakukan upaya perbaikan mesin.
Namun pada pukul 22.00 WIB lego jangkar larat atau bergeser sehingga air mulai masuk ke bagian dalam kapal. “Mesin mati kami berusaha untuk menyalakannya tapi tidak hidup, kami lego jangkar agar aman namun larat terbawa ombak larat ke tepi batu karang,” ujarnya.
Ia menambahkan, pada saat itu kondisi cuaca juga sedang dalam keadaan kurang baik yakni terjadinya hujan disertai angin kencang. “Gelombangnya kuat, angin ribut, hujan, mesin macet, kami lempar jangkar, ada bantuan kapal tetapi tidak bisa merapat,” katanya. (ant)
editor : tri wuryono