SEMARANG (jatengtoday.com) – Paska robohnya aula SMKN 11 Miri, Kabupaten Sragen yang membuat sejumlah siswa luka-luka, beberapa waktu lalu, pemerintah daerah berjanji akan melakukan pengecekan. Pengecekan dilakukan agar tidak ada lagi peristiwa sekolah negeri di Jateng, roboh. Terutama saat musim penghujan.
Meski begitu, masih ada sekolah negeri yang roboh. Yakni SDN 1 Palebon Semarang. Pada Selasa (7/1/2020) dini hari, atap empat ruang kelas di lantai dua ambrol. Beruntung tidak ada korban karena kegiatan belajar mengajar belum dimulai.
Anggota Komisi E DPRD Jateng, Yudi Indras Wiendarto meminta agar pemerintah benar-benar melakukan inventarisir kondisi bangunan sekolah. Jika setelah tragedi SMKN 11 Miri lalu memang sudah benar-benar dilakukan pengecekan sekolah rawan roboh, peristiwa seperti ini seharusnya bisa diantisipasi.
Dari pantauan yang dilakukan Yudi saat turun ke lapangan, banyaknya kerusakan kelas maupun gedung sekolah disebabkan beberapa faktor. Paling banyak adalah usia bangunan yang sudah cukup tua dan belum tersentuh renovasi besar.
“Banyak bangunan sekolah yang termakan usia. Data harus segera diperbarui dan pemerintah kabupaten/kota mesti aware tentang peremajaan atau renovasi gedung-gedung sekolah,” desak Wakil ketua DPD Partai Gerindra Jateng ini.
Alasan lainya, seperti banyak sekolah di Jateng yang belum menggunakan konstruksi tahan gempa, berada di daerah rawan bencana, dan salah perencanaan konstruksi saat pembangunan.
“Data kondisi sekolah mendesak. Jika sudah ada akan menjadi dasar pemerintah untuk pengambilan kebijakan. APBD mesti diarahkan kesana,” lanjutnya.
Karena itu, pihaknya meminta Dinas Pendidikan melakukan pendataan ulang. Disdikbud Jateng menginventarisir SMA, SMK, dan SLB negeri yang menjadi kewenangannya, sementara pemkab/pemkot mengecek SD-SMP sederajat.
Sesuai pendataan dari Disdikbud Jateng yang dilakukan akhir 2019 lalu, sebanyak 1.647 ruang kelas SMA/SMK/SLB negeri mengalami kerusakan berat. Rinciannya, untuk SMKN dengan 235 sekolah, ruang kelas yang mengalami kerusakan berat sebanyak 1.432 ruang. Sementara untuk SMAN, dari total sekolah 360 buah, yang rusak berat sebanyak 177 ruangan, dan SLBN dari total 39 sekolah, sebanyak 38 ruangan.
Untuk kondisi sekolah rusak ringan, di SMKN terdapat 136 ruangan, SMAN 284 ruangan, dan SLBN 61 ruangan. Untuk kondisi rusak ringan, SMKN sebanyak 1.397 ruangan, SMAN 3.881 ruangan, dan untuk SLBN ada sebanyak 403 ruangan. Sementara ruang kelas yang kondisinya baik dari SMA/SMK dan SLB Negeri di Jateng berjumlah 8.780 ruangan. (*)
editor : ricky fitriyanto