Lotre. Permainan peluang rendah. Pemain membayar rendah, harapan pada hadiah, kemudian dipilih dengan sistem acak. Yang menang, bisa dapat jackpot.
Lotre dianggap paling adil, dalam situasi tertentu. Mengingat semua orang sama-sama membayar, kemudian, bandar berkata, “Mari kita undi..”.
Permainan Peluang
Pada permainan dadu 6-sisi, peluang munculnya angka “3” dari 6 sisi berbeda, hanya 1/6. Ini artinya, kalau kamu bertaruh pada angka 1, 2, 3, 4, 5, dan 6 (atau 6 angka berbeda-beda), yang keluar hanya 1, berarti hanya 1 yang benar (keluar).
Pada permainan tebak 2 angka, peluang keluarnya angka antara 00 sampai 99 adalah 1/100. Dengan perhitungan sama, menebak 4 angka dengan tepat peluangnya 10.000 (sepersepuluhribu).
Peraturannya sangat mudah. Ada banyak jenis lotre. Intinya, ini permainan peluang.
Lotre dilakukan ketika permintaan tinggi untuk sesuatu yang terbatas, sebagai jalan yang “adil” untuk semua orang. Sekarang bayangkan adegan “adil” berikut ini: sebelum pertandingan bola dimulai, terjadi undian dengan uang koin (kepala atau ekor). Yang menang, boleh memilih antara “tempat” atau “bola”. Sangat adil, bukan?
Peluang semakin kecil ketika kita bicara tentang sepasang dadu (merah dan putih, besar dan kecil), atau seperti dalam permainan scatter: 5 lajur diputar, masing-masing ada gambar 10, J, Q, K, A (seperti dalam kartu remi), burung, perahu, kura-kura, naga hijau (wild), dan scatter. Wild ini semacam Joker yang bisa dianggap sebagai gambar mana saja (kecuali sebagai scatter). Jika kembar 3 atau 4, dapat bonus. Semakin tinggi taruhan, semakin besar hadiah yang bisa kamu dapat. Burung, perahu, dan kura-kura yang semula berwarna hijau, berubah menjadi berwarna emas kalau taruhan semakin tinggi.
Sekalipun kita tahu, bahwa pemenang adalah orang yang bisa mendapatkan “5 gambar sama”, ternyata tidak mudah mendapatkan itu.
Selain peluang menang semakin kecil, harapan menang semakin besar.
Jackpot terbesar dalam sejarah adalah $ 1586000000, yang dibagi antara tiga pemenang pada 13 Januari 2016. 1
Lotre punya janji. Hanya dengan sekali putaran, siapapun berpeluang menang. Menebak 4 angka untuk jenis lotre HK (hongkong) yang keluar angkanya setiap jam 23.00 malam, misalnya kamu mau beli “4637” kemudian kamu acak menjadi 4376 6347 dst. dengan total pembelian Rp60.000 kalau tembus hasilnya Rp7.000.000. Sekali lagi, kalau berhasil.
Para bandar tidak jarang mengemas lotre dengan tujuan bagus. Sebagian hasil, disumbangkan untuk olah raga, pendidikan, taman, atau sumbangan kemanusiaan. Membuat siapapun berpeluang menjadi milyarder.
Lotre menjadi metode termudah untuk mengumpulkan uang. Setiap jam, setiap hari. Dengan hasil melebihi charity (amal) untuk bantuan-bencana dan kemanusiaan.
Dalam Perjanjian Lama, ada cerita di mana Musa melakukan sensus penduduk Israel dan kemudian membagi tanah di antara mereka. Kaisar Romawi, dalam sejarah, menggunakan lotere untuk memberikan properti dan budak.
Di mana ada permintaan tinggi dan harapan yang sama, melakukan pengundian menjadi jalan termudah — dan dianggap adil.
Ketika kamu sedang menonton film bajakan, datanglah subtitle dengan iklan lotre di dalamnya. Terutama di adegan seru.
Selain sistem peluang yang semakin canggih, cara memproses pemenang juga semakin canggih. Ada angka random, penghitungan peluang, dan tidak ada yang tahu, seperti apa “rumus” yang digunakan dalam memilih pemenang. Ingat: penambahan angka random itu juga “rumus”, agar tidak mungkin ditebak.
Bahaya Lotre terhadap Cara Berpikir
Lotre akhirnya menjebak orang pada kesalahan asosiasi. Saya sempat mencatat beberapa kesalahan berpikir, yang terjadi pada orang yang sudah kecanduan judi angka.
Menganggap Selalu Ada Pola
“Selalu ada pola, kemungkinan ada pola, namun ini misterius dan rahasia,” begitu penjelasan para pembeli nomor. Dalam dunia lotre, mereka sering bikin rumus. “Angka yang ini, diolah dengan cara begini, hasilnya berpeluang keluar di putaran.”, semacam itu. Rumusnya juga selalu berubah-ubah, tergantung orangnya sedang percaya apa.
Nassim Nicholas Taleb menguraikan, dalam buku Fooled by Randomness, bahwa kebanyakan orang ditipu oleh keacakan. Sebenarnya random, namun dianggap ada polanya. Ini kesalahan berpikir yang umum terjadi.
Saya tuliskan penjelasan Nicholas di sini:
Ini Sebabnya, Bekerja Keras Belum Tentu Bisa Kaya
https://sakjose.com/buku-fooled-by-randomness-7308
Barnum Effect
Kamu tahu “Barnum effect”? Contoh kejadian, begini: ban kempes sekarang, dikaitkan dengan kejadian kemarin. Kita sengsara karena dulu pernah “begini..”. Merasa sudah jahat. Ada contoh lain lagi: semalam bermimpi ketemu sepeda rusak, ternyata angka undian keluar 20 (dua kosong). Merasa mendapat inspirasi dari alam mimpi.
Banyak orang kena Barnum Effect. Dunia dan penanda mengarah ke dirinya. Merasa pribadinya terbaca, merasa suatu ramalan sangat tepat, merasa seseorang bisa mengerti apa yang kamu inginkan. Merasa suatu kejadian mengarah ke dirinya.
Barnum Effect
https://sakjose.com/barnum-effect-9615
Jadi, ketika “merasa terhubung”, berlebihan membaca penanda, dan mengasumsikan adanya pola, akhirnya mereka masih punya 1 cadangan harapan ketika nomor mereka tidak tembus. Mereka kaitkan itu dengan faktor keberuntungan. Faktor X. Belum beruntung. Besok coba lagi. Selalu ada harapan untuk kaya.
Sistem Lotre Sangat Adil dan Diterapkan di Mana-mana
Selain itu, karena lotre menggunakan peraturan mudah dan memberikan peluang sama, akhirnya lotre dianggap sebagai sesuatu yang sangat adil. Ini seperti undian koin sebelum pertandingan bola: pilih tempat atau bola? Lempar koin. Okay, kamu boleh pilih tempat, dan kamu (tim lain), silakan bawa bolanya.
Di mana ada peraturan, harapan, dan peluang, di situlah terjadi sistem yang “mirip” lotre.
Sekarang, mari kita lihat, bagaimana suatu peluang datang. Misalnya, mau mendaftar menjadi caleg. Administrasi terpenuhi, syarat kompetensi terpenuhi, sama-sama punya massa dengan dukungan by name sekian belas ribu.
Apa yang kemudian menentukan? Persaingan, yang mirip lotre. Yang sangat adil. Di mana peluang, permutasi, dan kombinasi terjadi, di situlah sistem yang mirip lotre terjadi.
Pada kasus lain, ada suatu tempat atau kelompok yang sama-sama berhak mendapatkan dana bantuan. Siapa yang akhirnya dapat? Permainan peluang terjadi. Kedekatan, kelancaran, dan kemendesakan terjadi. Seringnya, itu bisa disederhanakan dalam 2 pertanyaan: -Orangnya siapa- dan -Akan memberikan apa-.
Tidak ada keadilan distributif (semua dikasih secara sama, karena tidak mungkin), yang ada keadilan komutatif (keadilan berdasarkan peran dan kedekatan peluang).
Mereka yang berada dalam ketidakadilan dan tidak tahu birokrasi yang terjadi seperti apa, bisa mengerti dan memahami ketidakadilan itu dengan satu kata: lotre.
Ijazah memenuhi syarat, kalah di uang gedung, itu mirip lotre. Kamu berpeluang, namun kamu kalah beruntung. Mirip lotre.
Semuanya mirip lotre, bisa dimaklumi jika terjadi lotre, dan karena bandar ada di balik birokrasi, dengan algoritma mereka sendiri, akhirnya jarang sekali kita mendengarkan protes mempertanyakan kenyataan yang terjadi.
Lotre sangatlah adil, karena kembali sebagai permainan peluang, permutasi, kombinasi.
Ini ada dana aspirasi, mau diberikan kepada siapa? Ini ada project, yang bisa kamu dapatkan. Mari sama-sama datang, melakukan tender, dan hasilnya.. kita dapat nama yang berhak mendapatkan project ini.
Memang, bukan lotre. Sistemnya mirip lotre. Dan katanya, begitulah permainan dijalankan, sesuai siapa yang bermain. Tidak ada peraturan sama. Semua tentang angka, yang sekali lagi, dijalankan mirip lotre. [dm]