SEMARANG (jatengtoday.com) – Duta Besar Tiongkok untuk Indonesia, Xiao Qian menyambangi Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) dalam acara kunjungan kerja, Kamis (10/1/2019) siang. Dia bersama rombongan disambut hangat oleh jajaran pengurus MAJT dan Pemprov Jateng.
“Semoga pertemuan ini bisa mempererat silaturahmi antara pemerintah Jateng dan Tiongkok. Selama ini, kita telah menjalin kerjasama di berbagai bidang. Ke depan kita harus tingkatkan,” ujar Ketua DPP MAJT, Noor Achmad.
Menurutnya, kerjasama yang dijalin MAJT dengan Pemerintah Tiongkok sudah meliputi berbagai hal, diantaranya bidang pendidikan dan kebudayaan.
“Seperti pengiriman delegasi untuk belajar. Harapannya, ke depan bisa lebih luas lagi jangkauannya, seperti di bidang penelitian dan ekonomi,” imbuhnya.
Achmad nenambahkan, di MAJT ini ada yang namanya “China Corner” atau yang disebut dengan Pojok China. Di sana, kata dia, masyarakat bisa memperoleh berbagai macam informasi mengenai Negeri Tirai Bambu.
Sementara itu, Dubes Tiongkok, Xiao Qian mengaku terkesan dengan kunjungan kali pertamanya ke Jateng, khususnya di MAJT ini. Dia sangat senang karena bisa berdialog dengan para ulama dan pemerintah setempat.
Didampingi penerjemah, Xiao mengamini apa yang disampaikan Ketua MAJT dan perwakilan dari Pemrov Jateng. Menurutnya, persahabatan kedua negara yang selama ini sudah terjalin baik, perlu ditingkatkan.
Dia melanjutkan, persinggahan Laksamana Cheng Ho ke Indonesia pada 600 tahun lalu menandai persahabatan kedua negara ini. Hal itu, imbuhnya, harus terus dijaga dan dilestarikan hingga waktu yang tidak ditentukan.
“Bagi pemerintah Tiongkok, Indonesia merupakan sahabat baik dan sejati yang selama ini selalu mendukung apa yang menjadi kebijakan pemerintah kami,” tegas Xiao dalam sambutannya.
Dia berjanji, kerjasama antara MAJT dengan Pemerintah Tiongkok akan dipermudah, utamanya dalam bidang pendidikan.
Usai sambutan, acara dilanjutkan dengan diskusi bersama. Dalam diskusi tersebut dibahas juga mengenai isu yang lagi viral saat ini, yakni terkait etnis muslim Uighur di Provinsi Xinjiang. (*)
editor : ricky fitriyanto
