SEMARANG (jatengtoday.com) – Konsep antikorupsi perlu dimasukkan dalam pendidikan karakter di sekolah. Pendidikan ini tak sekadar teori, tetapi juga contoh-contoh mulai dari hal sederhana.
Hal itu dikatakan Wakil Ketua DPRD Jateng, Quatly Abdulkadir Alkatiri, Senin (9/12/2019). Menurutnya, peran guru dan orang tua sangat penting dalam memberikan contoh. Misalnya, mengembalikan uang kembalian jajan atau belanja.
Ini berarti membiasakan anak agar tidak mengambil sesuatu yang bukan haknya. Disamping itu dapat juga dibiasakan agar anak, berani mengakui kesalahan, yang berarti mengajarkan nilai kejujuran.
“Yang penting adalah pembiasaan, karakter dibentuk dari sebuah kebiasaan. Dan nilai-nilai ini akan terbawa sampai mereka dewasa,” ujarnya.
Guru dapat memberikan teladan dengan cara tidak terlambat hadir ke sekolah, adil pada semua murid, menanamkan nilai kejujuran, hingga tidak membiarkan murid menyontek.
Yang tak kalah penting, lanjutnya, adalah penanaman nilai-nilai spiritual, agar minimal timbul rasa khawatir ketika akan melakukan perbuatan yang dilarang oleh agamanya dan dapat membedakan mana perbuatan yang baik dan mana perbuatan yang buruk.
“Pendidikan formal penting, tapi sisi spiritualitas juga harus juga disentuh,” bebenya.
Ketika disinggung mengenai upaya pencegahan di kalangan anggota dewan, transparansi menjadi kunci upaya pencegahan tersebut. “Anggota dewan diminta terbuka mengenai agenda-agenda kegiatan resminya. Kita harus memastikan kegiatannya ada, jangan sampai fiktif. Kami juga memastikan hak-hak anggota tersampaikan dengan baik,” paparnya. (*)
editor : ricky fitriyanto