SEMARANG (jatengtoday.com) – Penangkapan sejumlah anggota geng remaja di Kota Semarang yang meresahkan warga terus dilakukan. Setelah menangkap anggota Geng 69, Unit Resmob Polrestabes Semarang kembali menangkap anggota dari Geng Bradil (Berandalan Dinar Liar) dan Caka (Cah Kalialang) pada Rabu (6/2/2019) malam.
Geng Bradil tersebut adalah pelaku penyerangan di warung bubur kacang hijau (Burjo) di wilayah Tembalang pada Minggu (3/2/2019). Video aksi mereka sempat viral di media sosial.
Sedangkan Geng Caka merupakan biang pengeroyokan di Tinjomoyo, Gunungpati, pada Selasa (5/2/2019) lalu.
Penangkapan belasan anggota dari dua geng tersebut dilakukan petugas yang dipimpin Aiptu Janadi selaku Kasubnit I Resmob Polrestabes Semarang. Dari tangan pelaku disita barang bukti berupa belasan celurit dan parang, serta sabuk yang dilengkapi gir motor.
Saat ini, anggota geng yang rata-rata masih remaja tersebut digelandang ke Polrestabes Semarang. Seluruh orang tua masing-masing dipanggil untuk mendampingi.
Siang ini, Kamis (17/2/2019), mereka diberi arahan oleh Kasat Binmas Polrestabes Semarang, Kompol M. Fahruddin.
Fahruddin dalam arahannya mengajak anak-anak untuk bersyukur karena masih diberi kesempatan hidup dengan kelengkapan jasmani dan rohani. Betapa banyak saaudara-saudara lain yang kakinya hanya satu, jarinya mungkin tidak lengkap, matanya tak bisa untuk melihat.
“Sedangkan kita semua utuh. Sempurna. Eman-eman sekali kalau masa depan kita, kita hancurkan dengan berbuat hal-hal yang tidak bertanggung jawab,” tuturnya di pelataran Polrestabes Semarang.
Fahruddin mengajak untuk menjadikan peristiwa ini sebagai yang pertama dan terakhir. Dia melanjutkan, orang baik itu bukan orang yang tidak pernah salah, melainkan mereka yang mampu belajar dari keadaan sehingga tidak mengulangi perbuatan yang buruk lagi.
“Kita manusia, wajar kalau pernah keliru. Tetapi kewajaran ini hendaknya dijadikan momentum, jangan diulangi lagi,” tegasnya.
Dia sangat berharap agar mereka menjadi orang yang berguna. Kalau bisa menjadi pemimpin yang senantiasa memberi teladan baik kepada masyarakat. Sebab, katanya, nasib hanya bisa ditentukan oleh diri masing-masing. Tugas orang tua hanya mendoakan.
“Kasihan bapak-ibu kalian yang susah payah mengurus dari kalian masih dalam kandungan hingga besar seperti sekarang. Jadikan masa lalu ya anggap itu tidak baik, kita harus berubah menjadi lebih baik,” tandasnya. (*)
editor : ricky fitriyanto