in

Klaster Gowa jadi Kelompok Baru Penyebaran Corona di Jateng

SEMARANG (jatengtoday.com) – Total ada 1.057 warga dari 30 kabupaten/kota di Jateng yang mengikuti Ijtima Ulama di Gowa, Sulawesi Selatan, pertengahan Maret 2020 lalu. Dari angka itu, 185 orang sudah terkonfirmasi positif corona.

“Semua eks jemaah (Ijtima) Gowa itu sudah teridentifikasi. Penyelidikan epidemiologi dengan penelusuran kontak hingga karantina sudah dilakukan,” ucap Kepala Dinas Kesehatan Jateng, Yulianto Prabowo, Sabtu (16/5/2020).

Dibeberkan, hanya lima daerah di Jateng yang warganya tidak ikut acara tersebut. Yakni Kabupaten Rembang, Blora, Demak, Kota Salatiga dan Tegal.

Dari penelusuran ini, klaster Ijtima Gowa menjadi kelompok penyebaran baru setelah klaster seminar Bogor pada awal teridentifikasinya kasus Covid-19 di Jateng.

“Di Brebes bahkan sebagian besar kasusnya berasal dari klaster Gowa. Ini yang kami hati-hati betul,” tuturnya.

Sebelumnya, lonjakan kasus terjadi di Brebes. Hingga Rabu (6/5/2020), sebanyak 16 warga Brebes yang mengikuti Ijtima Gowa terkonfirmasi positif Covid-19. Adapun saat ini terdapat 25 kasus positif Covid-19 kumulatif di kabupaten tersebut.

Hingga Sabtu (16/5/2020) siang, data Pemprov Jateng menunjukkan ada 1.154 kasus positif Covid-19 kumulatif, dengan rincian 590 dirawat, 480 sembuh, dan 84 meninggal. Selain itu, terdapat 4.313 pasien dalam pengawasan (PDP) kumulatif dan 33.499 orang dalam pemantauan (ODP) kumulatif.

“Kalau melihat persentase dari semua kasus positif itu, itu yang sembuh adalah 40,46 persen. Ini cukup tinggi jika dibanding minggu-minggu sebelumnya. Yang masih dirawat 52,17 persen,” terangnya.

Diharapkan, jika pasien yang sedang dirawat bisa sembuh semua, berarti tingkat kematian karena corona di Jateng turun menjadi 7,36 persen.

Terkait angka positif Covid-19 yang telah menyentuh angka seribu lebih, Yulianto meminta masyarakat tidak panik. Sebab, semakin banyak dilakukan deteksi dini, akan semakin efektif juga upaya preventif yang dilakukan.

“Semakin kita mencari, melakukan deteksi dini, itu semakin baik agar kasus yang kita temukan itu tidak terlambat di dalam penanganannya. Sehingga bisa dilihat angka kesembuhannya semakin meningkat,” paparnya.

Dia menjelaskan, berbagai upaya deteksi dini tersebut meliputi pemeriksaan kepada semua orang. Utamanya yang datang dan menuju ke area wilayah Jateng.

“Atau negara yang terjangkit dengan mengadakan pemeriksaan di pintu-pintu masuk wilayah.

Misalkan di bandara, pelabuhan, perbatasan daerah provinsi dan sebagainya. Lalu dari mereka yang kita periksa juga kita lakukan tes. Baik rapid test, atau swab test,” ungkapnya.

Mengenai laboratorium pengujian sampel Covid-19, Yulianto mengungkapkan, saat ini tempat pengujian berbasis reaksi berantai polimerase (PCR) di Jateng sebanyak delapan unit.

Tempat-tempat itu adalah laboratorium RS Universitas Sebelas Maret Solo, Balai Besar Litbang Vektor dan Reservoir Penyakit Salatiga, RSUP Dr Kariadi, RSUD Dr Moewardi Solo, RSN Diponegoro, serta RSUD KRMT Wongsonegoro. Didukung juga oleh Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Yogyakarta serta Laboratorium Mikrobiologi Universitas Gadjah Mada.

Untuk meningkatkan kapasitas pengecekan, lanjut Yulianto, saat ini tengah disiapkan lagi dua tempat pengujian di Jateng, yakni Laboratorium Kesehatan Daerah Jateng dan RS Pertamina Cilacap.

“Ini agar pelayanan pengujian swab atau PCR semakin banyak dan cepat,” katanya.

Selain itu, disiapkan juga rumah sakit yang bisa menguji dengan mesin tes cepat molekuler (TCM), yang selama ini dipergunakan untuk pemeriksaan tuberkulosis.

“Kini dikonversi untuk pemeriksaan Covid-19. Salah satunya di RSUD Prof Dr Margono Soekarjo Purwokerto. Sebanyak 11 rumah sakit lain juga kami usulkan,” tandasnya. (*)

editor : tri wuryono