in

Ketua FKPT Jateng Ungkap Pergeseran Paradigma Terorisme di Masa Covid-19

SEMARANG (jatengtoday.com) – Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jawa Tengah Prof Syamsul Maarif mengungkapkan, meskipun di masa pandemi Covid-19 seperti ini, potensi terorisme di Indonesia tetap ada.

Menurut Syamsul, ada pergeseran paradigma terorisme saat pandemi ini. Di antaranya perekrutan anak muda dan perempuan sebagai korban propaganda. Gerakan ini dilakukan melalui media selama 24 jam.

“Penyerangan dan teror terus dilancarkan melalui internet. Penyebaran ideologi terorisme ini hidup di tengah-tengah masyarakat,” jelas Syamsul pada Webinar FKPT Jateng, Kamis (21/5/2020).

Dalam acara yang mengusung tema ‘Mewaspadai Potensi Terorisme di Tengah Kondisi Pandemi Covid-19’ tersebut, Syamsul menyoroti propaganda yang kerap diangkat.

Isu tersebut meliputi pertarungan antara Pancasila dan non-Pancasila. Lalu proxy war, perang dagang Amerika dan Tiongkok, Iran dan Tiongkok yang saling menuduh terkait Covid-19.

Dia melanjutkan, gerakan terorisme juga bisa dilihat dari meningkatnya kriminalitas. Berdasarkan catatan Polri, tingkat kriminalitas selama pandemi ini mencapai 19,72 persen.

Selain itu, Densus 88 Polri juga mengendus adanya gerakan signifikan dari kelompok teroris, terutama Jamaah Anshar Daulah (JAD) dan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang memanfaatkan situasi Covid-19.

Adapun pengungkapan kasus terorisme yang dilakukan baru-baru ini yaitu penangkapan empat orang jaringan JAD di Batang, Jawa Tengah pada 26 Maret 2020. Lalu satu orang di Kemayoran Jakarta Pusat pada 10 April, serta dua orang jaringan JAD ditangkap di Sidoarjo, Jawa Timur pada 11 April.

Bahkan di Poso ada penembakan terhadap anggota Polri yang berjaga di Bank Mandiri Syariah oleh dua anggota kelompok MIT Poso pimpinan Ali Kalora. (*)

 

editor: ricky fitriyanto 

 

Baihaqi Annizar