in

Kawasan Industri Kendal Sepi, Gubernur Gelar Rapat Tertutup

SEMARANG (jatengtoday.com) – Kawasan Industri Kendal (KIK) didorong segera beroperasi untuk mendongkrak sektor ekonomi di Jateng. Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo mengumpulkan anggota Dewan Kawasan yang mengelola Kawasan Ekonomi Khusus membahas berbagai persoalan yang ada.

Rapat digelar secara tertutup di Gedung B lantai 5 Kantor Gubernur Jateng, Selasa (14/7/2020). Hadir pula dalam rapat itu, Ketua Dewan Nasional Kawasan Ekomomi Khusus, Wahyu Utomo.

Dalam rapat tersejut, sejumlah persoalan yang muncul dibahas. Mayoritas persoalan yang ada adalah kelengkapan sarana prasarana penunjang.

“Tadi ada soal air yang belum ada. Airnya masih nunggu tender. Maka kita coba fasilitasi dengan sumur dalam dan itupun terbatas agar bisa segera jalan,” katanya.

Persoalan kedua mengenai administrator. Menurutnya, KIK butuh administrator dan hari ini belum selesai. “Maka tadi saya cepat selesaikan. Saya minta teken hari ini. Mudah-mudahan ini bentuk komitmen yang diharapkan agar kawasan ini bisa segera jalan,” tegasnya.

Dikatakan, percepatan-percepatan dalam penataan ekonomi diperlukan saat ini. Apalagi, Kawasan Industri Kendal yang telah ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus dinilai memiliki potensi besar dalam peningkatan ekonomi di Jateng.

“Ada perhatian besar dari pemerintah pusat kepada Jateng, khususnya dalam pengembangan industri. Maka, saya minta peluang ini ditangkap dengan melakukan percepatan-percepatan,” tandasnya.

Sementara itu, Ketua Dewan Nasional KEK, Wahyu Utomo mengatakan, ekonomi nasional akan mengalami kontraksi cukup besar di tahun 2020 ini. Untuk mencegahnya, maka diperlukan upaya-upaya agar tidak terjadi resesei.

“Salah satunya pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus. Sebab, kawasan ini akan memunculkan kegiatan ekonomi yang cukup besar, investasi tinggi, meningkatkan daya saing serta menyerap banyak tenaga kerja,” ucapnya.

Wahyu berharap agar KEK di KIK segera beroperasi. Beberapa problem yang belum selesai harus didorong dan dilakukan percepatan.

“Tadi saya mampir ke sana dan memang soal air ini belum selesai. Juga, administrator belum berfungsi. Padahal, dua komponen ini sangat dibutuhkan untuk pengembangan kawasan itu,” terangnya. (*)

 

editor: ricky fitriyanto