in

Ini Risiko Bila Golput Saat Pemilu

SEMARANG (jatengtoday.com) – Camat Semarang Barat, Sumardjo mengingatkan warga dalam beberapa hal. Pertama terkait penanganan permasalahan lingkungan yang terjadi di wilayahnya.

Kedua, bagaimana membangun komunikasi antar warga, pejabat dinas terkait di unsur pemerintahan, hingga memanfaatkan aspirasi yang diserap oleh anggota dewan untuk menyelesaikan permasalahan yang dialami warga.

“Berbagai pembangunan di Semarang, baik skala kecil maupun besar, ada peran dari terbangunnya komunikasi ini,” kata Sumardjo dalam temu 400 warga di Kelurahan Karangayu, Semarang Barat, Minggu (24/2/2019).

Lebih lanjut, termasuk normalisasi Banjir Kanal Timur, Banjir Kanal Barat, dan bandara Ahmad Yani Semarang yang terealisasi dengan anggaran dari pemerintah pusat.

Mengapa hal itu bisa terealisasi? Sumardjo mengatakan karena terbentuknya jalinan komunikasi antara warga, dinas di pemda terkait, termasuk peran anggota dewan dalam menyerap aspirasi dari warga.

“Itu semua dibangun oleh pemerintah pusat. Tentunya tak terlepas dari peran DPR I yang membawahi Kota Semarang, contohnya seperti Pak Juliari,” kata Sumardjo.

Ketiga, Sumardjo mengingatkan hal yang tidak kalah penting adalah sosialisasi Pemilu Serentak mendatang. “Tanggal 17 April, masyarakat harus berduyun-duyun ke TPS untuk melakukan pencoblosan. Jangan sampai Golput (tidak mencoblos),” pintanya.

Sejauh ini, lanjut Sumardjo, pihaknya selaku bagian dari tangan panjang Pemkot Semarang mengaku terus melakukan perbaikan dalam berbagai bidang. Hal-hal yang sebelumnya tidak ada, saat ini agar bisa terealisasikan.

“Misalnya honor Ketua RT, Ketua RW, saat ini Rp 600 ribu. Untuk ibu-ibu PKK Rp 250 ribu, Posyandu dan Dasa Wisma (Dawis), Rp 200 ribu. Tahun depan direncanakan dinaikkan lagi,” terangnya.

Sementara itu, anggota DPR RI Komisi VI Juliari Peter Batubara, yang hadir dalam reses mengatakan sudah semestinya anggota dewan bertemu dan mendengar aspirasi langsung dari warga.

“Jika ada anggota dewan yang tidak pernah menemui warga, itu namanya anggota dewan ‘genderuwo’. Orangnya ada, posternya ada, tapi nggak pernah kelihatan (menemui warga),” ujarnya disambut tepuk tangan forum.

Dia menegaskan, tugas dan pekerjaan anggota dewan adalah bertemu, mendengar aspirasi, hingga berupaya menemukan solusi permasalahan yang dialami warga.

“Presiden (Jokowi) saja turun terus, enggak pernah lelah. Beliau ini yang pangkatnya tinggi sekali mau turun menemui warga. Fisiknya luar biasa,” katanya.

Dia juga mengingatkan pesta demokrasi 17 April mendatang, yakni ada Pileg dan Pilpres. “Ini kali pertama di Indonesia dilakukan Pemilu Serentak. Nanti ada lima kartu suara,” katanya.

Juliari meminta setiap orang agar menggunakan hak pilihnya sebagai warga negara yang baik. “Jangan sampai ada yang Golput. Sebab, kalau Golput, nanti (risikonya) kalau ada “apa-apa” enggak boleh protes, karena tidak ikut mencoblos,” katanya.

Dalam kesempatan tersebut, Juliari juga menerima banyak aduan dan aspirasi warga. Seperti masalah wilayah banjir yang kerap merendam permukiman warga, perusahaan memberi gaji tak sesuai UMK, minta kenaikan honor ibu-ibu PKK dan seterusnya.

“Kami berusaha menampung aspirasi. Nanti setiap permasalahan bisa saya bantu komunikasikan dengan DPRD Kota Semarang dan Pemkot Semarang,” katanya. (*)

editor : ricky fitriyanto