SEMARANG (jatengtoday.com) – Sekretaris Departemen Pemerintahan DPP PDI Perjuangan, Hanjaya Setiawan meminta Indonesia tak terpancing sikap Amerika yang mengajak negara-negara sekutunya memblokir jaringan dan perangkat 5G milik Huawei.
Menurutnya, ajakan boikot Amerika tersebut berpotensi merugikan konsumen telekomunikasi. Konsumen telekomunikasi justru kehilangan kesempatan menikmati teknologi tinggi berbiaya murah. Apalagi, dalam era industri 4.0, akan butuh teknologi koneksi yang mumpuni.
“Kalau ikut memblokir 5G, interkoneksi antarjaringan, akan semakin sulit, dan berbiaya mahal, yang pada akhirnya kembali akan ditanggung konsumen,” ucapnya, Senin (25/3/2019).
Meski begitu, dia meminta pemerintah Indonesia mendorong perusahaan telekomunikasi untuk mengoptimalkan jaringan 4G dahulu sebelum melangkah ke jaringan 5G. “Nanti kalau saatnya masuk ke jaringan 5G, pemerintah diharapkan memilih penyedia layanan 5G terbaik tanpa takut akan tekanan politik dari negara manapun. Pertimbangan harus berdasarkan manfaat bagi negara, masyarakat dan konsumen telekomunikasi,” paparnya.
Seperti diketahui, Amerika sengaja menolak teknologi 5G dari perusahaan asal Tiongkok, dengan alasan keamanan. Amerika menyatakan telah melarang penggunaan perangkat Huawei pada layanan pemerintah dan perusahaan swasta.
Menurut Hanjaya, alasan Amerika menolak jaringan 5G tidak memiliki dasar ilmiah. “Justru berpotensi merugikan konsumen telekomunikasi, bahkan terindikasi sebagai praktik perang dagang yang tidak sehat,” ucap Caleg DPR RI Dapil Jateng I ini.
Terbukti, lanjutnya, negara sekutu utama Amerika yang memiliki kemampuan teknologi tinggi, yakni Inggris dan Jerman menolak ajakan Amerika tersebut. Bahkan Robert Hannigan, mantan Direktur Intelligent Signals and Cryptography di Kantor Pusat Komunikasi Pemerintah (GCHQ), menyatakan klaim Amerika tersebut sebagai omong kosong. (*)
editor : ricky fitriyanto