SEMARANG (jatengtoday.com) – Potensi bencana alam diprediksi akan meningkat pada musim hujan yang tergolong ekstrim ini. Setidaknya ada 1.691 desa yang rawan bencana banjir, 2.136 desa rawan longsor, dan 658 desa rawan bencana angin puting beliung.
Sejak awal Januari 2019 lalu, Jateng telah diterjang 2.179 bencana alam. Akibatnya, sebanyak 35 korban meninggal dunia dan kerugian hingga miliaran rupiah.
“Bencana terbesar adalah kebakaran dengan total 645 kejadian, disusul angin puting beliung sebanyak 572 kejadian, tanah longsor sebanyak 504 kejadian dan kebakaran hutan lahan sebanyak 294 kejadian. Banjir cukup sedikit, yakni sebanyak 151 kejadian,” ucap Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jateng, Sudaryanto, Rabu (18/12/2019).
Berbagai bencana alam tersebut telah merusak rumah penduduk. Tercatat sebanyak 1200 rumah mengalami rusak berat, 1832 rumah rusak sedang dan 8670 rumah mengalami rusak ringan.
“Kepada para korban tersebut, kami telah memberikan santunan sesuai Pergub 77 tahun 2014 tentang pemberian bantuan kepada korban bencana alam,” bebernya.
Sebagai wujud antisipasi risiko bencana alam, pihaknya telah menyiapkan posko siaga bencana di sejumlah titik rawan. Posko tersebut dibuka 24 jam.
Selain BPBD, posko-posko siaga bencana itu juga bekerjasama dengan berbagai instansi lain, seperti TNI/Polri, Basarnas, BPBD Kabupaten/Kota, DPU BMCK dan lainnya. Sehingga apabila terjadi bencana saat Nataru, dengan cepat dapat diselesaikan.
“Apabila terjadi bencana, maka masyarakat dapat melaporkan di SMS : 08121556495, Whatapps :088 13809409, Telp/faks : 024-3562293 atau Website : www.bpbd.jatengprov.go.id,” tandasnya.
Selain itu, pihaknya juga menyiapkan sejumlah hal. Seperti membuat Desa Tangguh Bencana (Destana), pemasangan Early Warning System (EWS), serta simulasi dan pelatihan bagi masyarakat.
Selain itu, Pemprov Jateng juga menerbitkan surat edaran kepada bupati/wali kota di Jateng untuk mengantisipasi dampak musim penghujan. Pihaknya juga terus menginventarisir lokasi rawan bencana banjir dan longsor, mengecek tanggul-tanggul rawan, serta melakukan pengadaan logistik untuk persiapan bencana.
“Kami juga sudah menyiapkan dana tak terduga dari Gubernur tahun 2019 sebesar Rp 23 miliar yang dapat digunakan untuk penanganan bencana,” tegasnya. (kom)
editor : ricky fitriyanto