in

Gus Yasin Peringatkan Perusahaan Swasta yang Tak Serius Bantu Rakyat

SEMARANG (jatengtoday.com) – Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin menilai perusahaaan swasta di wilayahnya kurang serius membantu mengentaskan kemiskinan dan pengangguran.

Hal itu diungkapkan saat Rakor Forum Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan (TJSLP) yang hanya dihadiri sedikit perwakilan perusahaan. Pada rakor di Kantor Bappeda Jateng, Rabu (23/1/2019), dari 66 perusahaan yang diundang, hanya 25 persen saja yang hadir.

Gus Yasin, sapaan akrab Taj Yasin pun menegaskan pihaknya akan memberi peringatan kepada perusahaan yang tidak hadir. Pasalnya, pemerintah mengundang mereka bukan untuk kepentingan pemerintah, tetapi untuk masyarakat.

“Kami minta mereka fokus membantu mengentaskan kemiskinan. Secara fokus ke 14 daerah zona merah kemiskinan di Jateng. Nanti kita bagi, per tahun lima sampai enam kabupaten/kota. Prosentase TJSLP, 60 persen kita arahkan, yang 40 persen silahkan dikelola sendiri,” paparnya.

Dijelaskan, sejak 2013-2014 penurunan angka kemiskinan di Jateng sangat drastis dan terbaik di Indonesia. Meski begitu, penurunan itu belum memuaskan bersama, karena luasan pemerintah yang diemban sangat luas dan banyak.

Pemprov sebagai tangan panjang pemerintah pusat, bahu membahu menekan kemiskinan dan pengangguran. Sehingga, FTJSLP menjadi sarana membangun kesepahaman antara pemprov dengan BUMN, BUMD, dan perusahaan-perusahaan.

“Kami minta juga sering turun ke lapangan, melihat apa yang dibutuhkan sehari-hari masyarakat. Penanganan setiap daerah berbeda, ada ciri khas masing-masing,” tandasnya.

Sekda Jateng, Sri Puryono menambahkan, Rapat Koordinasi Forum TJSLP Jateng bertujuan menyatukan ide untuk membangun provinsi ini, khususnya untuk mengentaskan kemiskinan yang menjadi pekerjaan rumah bersama.

Ketua Forum TJSLP itu menegaskan, upaya untuk mempercepat pembangunan daerah tidak dapat hanya dilakukan oleh pemerintah. Dunia usaha atau swasta pun harus aktif terlibat. Karena anggaran pemerintah untuk pembangunan hanya berkisar 30 persen.

“Konsep pentahelix dalam hal pembangunan bisa berjalan baik kalau ada sinergi keterlibatan akademisi, pemerintah, dunia bisnis, dan community yaitu media dan masyarakat,” tegasnya.

Sri Puryono menambahkan, prestasi Pemprov dalam menurunkan angka kemiskinan tidak terlepas dari andil dunia usaha yang memberikan bantuan melalui program TJSLP. Bahkan, presentase penurunan angka kemiskinan di Jawa Tengah pada tahun 2017-2018 tertinggi secara nasional. (*)

editor : ricky fitriyanto

Ajie MH.