in

GP Ansor Jateng Desak Pemerintah Buka Data Sebaran Corona

SEMARANG (jatengtoday.com) – Gerakan Pemuda Ansor Jateng mendesak pemerintah membuka informasi data tentang wabah virus corona. Hal itu untuk meningkatkan kepedulian dan kewaspadaan masyarakat.

Sebagaimana data terbaru pada Rabu (25/3/2020), jumlah pasien terkonfirmasi virus corona di Jawa Tengah meningkat dua kali lipat. Dari sebelumnya 19 menjadi 38 orang, empat di antaranya telah meninggal. Sedangkan Orang Dalam Pemantauan (ODP) berjumlah 2.858 orang dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) berjumlah 257 orang.

Adanya situasi ini, GP Ansor menilai pemerintah sudah saatnya terbuka mengenai data ODP maupun PDP hingga positif. Tujuannya untuk meminimalisasi penyebaran virus corona yang lebih masif lagi.

“Kami mengusulkan ke pemerintah dari gubernur hingga bupati/wali kota, agar data ODP, PDP, hingga positif dibuka. Tujuannya agar masyarakat tahu titik-titik rawan dan berbahaya supaya bisa saling menjaga dan mengawasi,” kata Ketua Pimpinan Wilayah GP Ansor Jateng, H. Sholahuddin Aly, Kamis (26/3/2020).

Diungkapkan, di kalangan masyarakat saat ini terjadi gejolak di antaranya kekhawatiran, saling curiga, dan bahkan banyak pula yang terlalu menyepelekan penyebaran virus ini.

“Karena ini situasinya sudah menghawatirkan, kemarin peningkatannya sudah 100 persen. Maka perlu ditingkatkan kepedulian warga. Kalau tidak dibuka datanya kan masyarakat enggak tahu dan ini akan menimbulkan masalah sosial,” ungkapnya.

Ditegaskannya, penanganan penyebaran virus corona di Indonesia harus dilakukan secara bersama-sama. Bukan hanya pemerintah, namun harus didukung semua pihak.

“Penanganan ini harus bahu membahu kerjasama semua warga dan semua pihak untuk saling menjaga diri dan saling mengawasi,” tegasnya.

Sebelumnya, sejumlah kader GP Ansor di berbagai daerah di Jateng sudah terlibat aktif melakukan pencegahan penyebaran virus corona dengan penyemprotan cairan diisinfektan di tempat-tempat ibadah, mulai masjid, geraja, permukiman penduduk, fasilitas publik, dan lainnya.

Selain itu, sebagai tindaklanjut atas instruksi dari Pimpinan Pusat GP Ansor untuk menghentikan semua kegiatan yang mengarah pada berkerumun, maka berbagai agenda kaderisasi dan kegiatan keagamaan dihentikan sampai waktu yang belum ditentukan. (*)

 

editor: ricky fitriyanto