SEMARANG (jatengtoday.com) – Akibat pandemi Covid-19, orang dengan HIV/AIDS (ODHA) disebut banyak yang sempat khawatir untuk bepergian keluar rumah. Termasuk menuju layanan kesehatan untuk sekadar mengakses obat.
Kondisi ini menggugah keprihatinan para pendamping ODHA. Anggota Ikatan Perempuan Positif Indonesia (IPPI) Jawa Tengah sempat menceritakan suka dukanya saat melakukan pendampingan.
“Terus terang kami harus kerja lebih ekstra karena kawan-kawan yang positif (HIV/AIDS) banyak yang nggak berani pergi ke layanan kesehatan, takut Covid-19,” ucap Anggota IPPI Jateng Muji Witaryani, beberapa waktu lalu.
Akhirnya, pihaknya menjadi jembatan agar ODHA tetap bisa mengakses obat antiretroviral (ARV). “Kami pendamping ini mau nggak mau datang ke layanan, ngambilin obat lalu mendistribusikannya,” imbuh Witaryani yang akrab disapa Wiwit.
Menurutnya, asalkan ODHA mengonsumsi obat secara teratur, imun tubuhnya tetap kuat. Berdasarkan data yang dihimpun IPPI Jateng, tak ada kasus mencolok dalam Covid-19.
Anggota IPPI Jateng lain, Mulyati menambahkan, ketakutan ODHA pergi ke layanan kesehatan sebenarnya turut dipengaruhi stigma buruk di masyarakat.
Bahkan, katanya, masih ada tenaga medis yang belum terbuka. Dia mencontohkan saat ODHA ingin periksa gigi atau bisul lalu bilang bahwa ia ODHA biasanya langsung dirujuk ke rumah sakit provinsi.
“Alasannya takut jika berhubungan dengan darah. Ini yang membuat kawan-kawan ODHA dilema: mau bilang malah didiskriminasi tetapi jika tidak bilang bisa menyangkut kewaspadaan karena ada tenaga medis di situ,” papar Mulyati. (*)
editor: ricky fitriyanto