SEMARANG (jatengtoday.com) – Saat coblosan Pilgub Jateng, 27 Juni mendatang paslon Ganjar Pranowo-Taj Yasin Maimoen perlu menggelontorkan dana yang sangat besar. Anggaran Rp 15 miliar dibutuhkan untuk honor saksi, operasional rekapitulasi suara dan pengamanan suara.
Terhitung ada 138.224 saksi yang bertugas di 63.973 Tempat Pemungutan Suara (TPS). Rinciannya, di setiap TPS ada 2 saksi yang dikoordinir oleh satu koordinator desa (kordes). Total kordes di Jateng ada 8.559 orang. Angka itu masih ditambah 3 saksi di masing-masing PPK. “Jateng kan ada 573 kecamatan. Jadi butuh 1.719 saksi untuk seluruh PPK,” terang Kepala Badan Saksi Pemilu Nasional (BSPN) PDI Perjuangan Jateng, Saiful Hadi dalam Rakorda BSPN, di Panti Marhen, Minggu (27/5).
Dari angka itu, setidaknya butuh Rp 15 miliar untuk honor seluruh saksi dan kordes. “Semua itu dibebankan kepada calon. Sementara partai hanya dibebani pelatihan saksi saja,” imbuhnya.
Sekretaris DPD PDI Perjuangan Jateng Bambang Kusriyanto atau yang biasa disapa Bambang Kribo menambahkan, keberadaan saksi di setiap TPS sangat penting. Kendala yang biasanya muncul diantaranya saksi sering terlambat datang ke TPS. Ada juga yang pulang sebelum perhitungan suara selesai. Praktis, mereka tidak tahu apa yang harus disiapkan dan di bawa pulang.
Karena itu, pelaksanaan Rakorda ini dimaksudkan untuk memastikan kesiapan saksi karena mempunyai peran yang sangat signifikan dalam pemenangan pilgub. “Kami ingin memastikan semua saksi untuk Pilgub sudah terekrut semua,” ungkapnya.
Persoalan tuntut menuntut di Mahkamah Konstitusi (MK), lanjut Kribo, diakibatkan tim sering tidak memiliki data otentik hasil pemilu. Disinilah pentingnya saksi. “Karena hal tersebut maka DPP membentuk Badan Saksi Pemilu Nasional (BSPN) untuk seluruh pemilihan umum termasuk pilkada,” urainya.
Selain saksi, rakor ini juga membahas mengenai kamar hitung. Di sinilah tempat rekapitulasi perolehan suara dilakukan. Diharapkan semua tingkatan partai nantinya memiliki kamar hitung tersebut. “Sekarang kan era teknologi, data perolehan suara sampai ke kamar hitung saat itu juga tidak berbeda dengan waktu di TPS,” tandasnya. (ajie mh)
editor : ricky fitriyanto