CILACAP – Ribuan warga Desa Keleng, Kesugihan, Cilacap menyambut ketika desa mereka kedatangan Calon Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Selasa (27/3). Uniknya, warga meminta Ganjar naik sepeda onthel dari jalan masuk desa.
Rupanya warga ingin Ganjar merasakan secara langsung betapa parahnya jalan utama di Desa Keleng itu. Aspal sudah tergerus, tinggal batu dan tanah. Lubang besar menganga di sana sini. Melewati jalan ini dengan sepeda motor, sudah seperti trabas saja.
“Wah dalane bodhol ya, ngetril ngetril,” kata Ganjar sembari mengonthel sepedanya.
Sepanjang dua kilometer, Ganjar mengonthel bersama istrinya Siti Atikoh. Warga Desa Keleng mengikuti di belakang. Tak sedikit yang berdiri berjejer di depan rumah. Layaknya nonton karnaval saja.
“Semangat Pak Ganjar, habis ini jalannya diperbaiki ya,” teriak warga.
Usai “ngetril”, Ganjar berdialog dengan warga. Ia menyampaikan bahwa kades setempat sudah menghadap dirinya beberapa waktu lalu. Karena jalan tersebut kewenangan kabupaten, maka ia meminta usulan diajukan ke Bupati Cilacap.
“Usulan sudah disampaikan, saya minta Kabupaten menindaklanjuti, mampunya berapa, sisanya provinsi yang kasih bantuan keuangan,” katanya disambut tepuk tangan meriah warga.
Rinto, tokoh masyarakat setempat menyatakan, warga Desa Keleng dan tiga desa di sekitarnya sangat mengidolakan Ganjar. Empat desa di Kecamatan Kesugihan itu sudah menyatakan tekad memenangkan Ganjar-Yasin pada Pilgub 2018.
“Keleng, Karangjengkol dan lainnya ada empat desa yakin sembilan puluh persen suara Ganjar Yasin,” tegasnya.
Sebelumnya, di Kantor DPC PDIP Cilacap digelar silaturahmi Ngopi Bareng Ganjar. Calon Gubernur nomor urut satu itu berbincang banyak hal dengan kader partai dan masyarakat.
Salah satunya soal industri jamu yang banyak menjadi gantungan hidup warga Cilacap.
Ganjar mengatakan, industri jamu di Cilacap harus didorong agar mampu tumbuh menjadi sentra ekonomi yang produktif. Saat ini, meski terus berproduksi tapi standarisasi jamu Cilacap harus ditingkatkan.
Saat ini yang terpenting adalah melakukan pendataan terhadap pelaku usaha jamu. “Dari data tersebut, bisa diketahui masalah yang ada, petakan persoalan. Selanjutnya, pendaftaran ulang ini pengusaha yang eksis, ini yang biasa, ini yang butuh bantuan. Dari situ kan dilakukan pembinaan,” katanya
Pemetaan persoalan menjadi penting karena untuk mengetahui aspirasi para pengusaha jamu. Dengan begitu, akan diketahui solusi dari permasalahan yang dihadapi. “Jika masalahnya administrasi, tugas negara untuk memermudah. Bisa dengan melakukan deregulasi atau bahkan reformasi birokrasi,” kata Ganjar. Dari persoalan dan solusi yang ditawarkan, maka bisa dilakukan negosiasi ulang. Bahkan mungkin sampai ke pengetatan pengawasan regulasi.
Ganjar mengatakan pemerintah bisa menyediakan farmakolog bila dibutuhkan untuk mendampingi produksi jamu. “Jika syarat produksi jamu harus ada farmakolog, kita sediakan. Jika terlalu berat, satu farmakolog bisa untuk beberapa perusahaan,” ucapnya. Adanya farmakolog yang mendampingi industri jamu akan menjadi rangsangan terciptanya perusahaan yang baik.
“Jamu ini kan industri bagus. Meski sempat ada persoalan hukum, itu memang perusahaan yang nakal, tidak bisa disamaratakan. Ini harus diperhatikan, ada pangsa pasar jamu yang tumbuh. Harus diperhatikan, butuh pembinaan,” kata Ganjar.
Calon gubernur nomor urut satu ini menyatakan siap memfasilitasi pegiat jamu hingga tingkat nasional. “Jika memang butuh regulasi nasional, saya akan meneruskan, ke Menteri Perdagangan atau Perindustrian, saya kan wakil rakyat Jawa Tengah,” jelasnya. Ganjar mengatakan sudah beberapa kali bertemu perajin jamu, dan aspirasi yang muncul berharap ada cluster khusus. (ajie mh)
Editor : Ismu Puruhito