SEMARANG (jatengtoday.com) – Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo telah menginstruksikan untuk menunda berbagai acara yang menghadirkan banyak orang. Instruksi itu dituangkan dalam Surat Edaran bernomor 440/0005942 yang diteken hari ini, Sabtu (14/3/2020).
Surat edaran ini berisi empat imbauan terkait peningkatan kewaspadaan terhadap risiko penularan virus corona atau Covid-19. Ditujukan untuk bupati atau wali kota, Pimpinan Perangkat Daerah, Pimpinan Instansi Vertlkal serta seluruh Pimpinan BUMN di Jateng.
Dalam surat tersebut, Ganjar menyampaikan diperlukan upaya pencegahan dan pengendalian melalui empat langkah.
“Melaksanakan koordinasi, sosialisasi dan edukasi mengenai upaya pencegahan dan pengendalian kepada elemen masyarakat dan pelaku usaha sesuai kewenangannya,” kata Ganjar, sebagaimana tertuang dalam Surat Edarannya.
Poin kedua, Ganjar menyampaikan agar seluruh instansi melakukan pencegahan sedini mungkin dengan menyediakan berbagai peralatan dan kebutuhan pengecek kondisi tubuh.
“Menyediakan alat deteksi suhu tubuh, hand sanitizer serta masker bagi yang sakit untuk mendukung upaya pencegahan dan pengendalian. Serta memastikan tempat umum dalam keadaan bersih dan higienis,” tandasnya.
Ganjar juga menginstruksikan agar dilakukan penundaan atau membatasi kegiatan yang menghadirkan orang banyak pada tempat tempat umum. Seperti car free day, berkemah, study tour dan lain sebagainya.
“Poin keempat, bentuk posko informasi terpadu di masing-masing instansi,” ucapnya.
Sementara untuk informasi terpadu yang disiapkan Pemprov Jateng, Ganjar telah membuka layanan pengaduan dan corona di Dinas Kesehatan Jateng melalui nomor telepon (024) 3580713.
Selain itu, Pemprov Jateng yang semula telah menyiapkan 13 rumah sakit rujukan untuk kasus Corona, per hari ini, Sabtu (14/3/2020) kekuatannya telah ditambah dengan 46 rumah sakit.
Untuk update kasus, Ganjar mengatakan telah intens berkomunikasi dengan pemerintah pusat maupun kabupaten/kota. Karena rawan resistensi, menurut Ganjar seluruh lapisan pemerintahan mesti bersatu padu menghadapi COVID-19. Baik dalam menyajikan data maupun penanganan.
“WHO sudah menyampaikan bahwa ini sudah ditetapkan sebagai Pandemi. Kita butuh gotong royong. Dunia pun menghadapi ini dengan kekuatan yang dimiliki, kita mesti berkontribusi. Negara bertanggung jawab atas semua ini,” tandasnyam
Ganjar pun mewanti-wanti agar masyarakat tidak lagi mengeluarkan kalimat-kalimat nyinyir apalagi memproduksi hoax. Karena persebaran informasi yang salah akan membuat situasi lebih buruk dan semakin membuat panik. Lebih baik, kata Ganjar, masyarakat turut melakukan kampanye pola hidup sehat. Terlebih para tokoh agama dan tokoh masyarakat.
“Kita mesti bersatu, hilangkan hoax, hilangkan nyinyir. Kita butuh kekuatan. Apa yang terjadi di Indonesia dan dunia jadi tanggung jawab kita. Mari kita melawan dengan baik,” katanya.
Selain itu Ganjar juga mengharap keterbukaan informasi para pengusaha. Karena, selain kesehatan yang jadi perhatian serius Ganjar adalah aspek ekonomi. Keterbukaan tersebut meliputi kendala dan kondisi yang dihadapi saat ini.
“Yuk kita atur bareng-bareng agar semua bisa tetap hidup. Agar semua saling memperhatikan karena ini masa depan kita, karena ini kehidupan kita bersama,” imbuhnya.
Khusus untuk pengusaha masker maupun farmasi, Ganjar mengimbau jangan menaikkan harga. Kalaupun ada kesulitan bahan baku, Ganjar siap menggandeng ilmuwan untuk turut serta memikirkan hal tersebut.
“Mari kita ngomong dengan perguruan tinggi, dengan lembaga riset yang kita miliki. Mari kita produksi sebanyak-banyaknya. Ini adalah momentum kita untuk bangkit bersama dan kita harus bergandengan tangan,” tegasnya. (*)
editor : tri wuryono