in

Empat Pasien Positif Corona di RSUD Wongsonegoro Berasal dari Luar Semarang

SEMARANG (jatengtoday.com) – Empat pasien positif corona yang dirawat di RSUD KRMT Wongsonegoro Semarang, semuanya berasal dari luar Kota Semarang. Pemerintah Kota Semarang sementara ini tidak mengambil keputusan lockdown, sebagaimana diberlakukan di Kota Tegal.

Hingga Kamis (26/3/2020), keempat pasien dalam kondisi baik. “Saat ini tahap pemulihan dan tetap kami lakukan perawatan di ruang isolasi. Semua kasus Covid-19 kami lakukan isolasi,” kata Direktur RSUD KRMT Wongsonegoro, Susi Herawati kapada jatengtoday.com.

Dijelaskannya, berdasarkan KTP, keempat pasien positif corona tersebut bukan warga Kota Semarang. “Yakni warga Pekalongan, Kabupaten Semarang, Rembang dan Kendal. Yang tinggal di Semarang hanya satu. Lainnya merupakan pasien rujukan dari daerah lain,” terang Susi.

Sesuai dengan Surat Keputusan (SK) Kemenkes, lanjut Susi, RSUP Dr Kariadi dan RSUD KRMT Wongsonegoro menjadi rumah sakit rujukan lini pertama penanganan pasien corona. Selanjutnya di lini kedua ada RS Tlogorejo, RS Elisabeth, dan lain-lain. “Totalnya ada 54 rumah sakit se Jawa Tengah. RSUD KRMT Wongsonegoro totalnya telah menangani 52 pasien PDP. Sekarang merawat 29 pasien,” katanya.

Saat ini, lanjut Susi, kendala yang terjadi hampir di setiap RS adalah kekurangan Alat Pelindung Diri (APD) untuk dokter dan tenaga medis. “Betul, kami harus kejar-kejaran untuk mendapatkan APD ini. Karena APD ini sangat diperlukan, apalagi di Semarang ini sudah ada yang positif. Berarti, Semarang menjadi daerah transmisi, sehingga pasien yang datang, bahkan saya pun bisa dicurigai sebagai pembawa virus, jadi harus pakai alat pelindung diri seperti masker dan lain-lain,” ungkapnya.

Pihak RSUD berinisiatif untuk membuat baju sendiri sebagai APD. “Kami bawa ke penjahit, mengenai bahan disesuaikan dengan ketentuan yang diterapkan. Soalnya kami termasuk rumah sakit lini pertama, pasti banyak pasien yang ke tempat kami. Sehingga kami harus menjaga aset mulai dari dokter hingga perawat-perawat kami supaya tidak tertular. Sehingga kami berusaha semaksimal mungkin,” terangnya.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Mochamad Abdul Hakam mengatakan secara keseluruhan kasus covid-19 di Kota Semarang ada 18 kasus. “Semarang 11 kasus, dari luar Semarang 6 kasus, meninggal 1 orang. Totalnya 18 kasus. Kendala saat ini kekurangan APD sedang kami usahakan. Kami beli di mana-mana nggak bisa, habis. Harganya juga gila-gilaan. Maka ada inisiatif dari temen-temen pemkot untuk membuat APD sendiri. Bahannya kami beli, kemudian dijahitkan oleh teman-teman di Disnaker. Ada juga beberapa perusahaan di Kota Semarang untuk membantu menjahitkan,” katanya.

Mengenai geliat peningkatan terkait penyebaran wabah corona ini terus dipantau. “Dari hari ke hari di setiap rumah sakit di Kota Semarang ada kasus baru yakni 1 hingga 2 kasus. Hingga hari ini yang PDP totalnya ada 105 pasien. Warga Kota Semarang ada 99 pasien, sedangkan pasien dari luar Kota Semarang ada 6 orang,” katanya.

Sementara itu, berdasarkan data perkembangan yang dikelola Pemprov Jawa Tengah melalui situs https://corona.jatengprov.go.id/, hingga Kamis (26/3/2020), pukul 17.00 WIB, tercatat 3.638 Orang Dalam Pemantauan (ODP), 294 Pasien Dalam Pengawasan (PDP). Kasus Terkonfirmasi COVID-19 ada 40 orang kasus positif, 35 pasien dirawat, 5 pasien meninggal, dan sembuh 0.

Sebanyak 35 pasien Covid-19 dirawat, masing-masing:  8 pasien RSUP Dr. Kariadi Semarang, 5 RSUD K.R.M.T Wongsonegoro Semarang, 4 RSUD Dr. Moewardi Solo, 3 RSUD dr. R. G. Taroenadibrata Purbalingga, 3 RSUD Banyumas, 3 RSU Telogorejo Semarang, 2 RSU dr. Soedjono Magelang, 1 RSUD Tidar Kota Magelang, 1 RSUD Setjonegoro Wonosobo, 1 RSUD Prof. Dr. Margono Banyumas, 1 RSUD Kraton Pekalongan, 1 RSUD Kardinah Tegal, 1 RSUD dr. Soediran MS Wonogiri, 1 RSUD Cilacap. Sedangkan untuk lima kasus meninggal akibat Covid-19 berada di 4 pasien RSUD Dr. Moewardi Solo dan 1 pasien RSUP Dr. Kariadi Semarang. (*)

 

editor: ricky fitriyanto

Abdul Mughis