SEMARANG (jatengtoday.com) – Tingkat kematian penghuni panti jompo dibawah naungan Dinas Sosial (Dinsos) Jateng cukup tinggi. Setidaknya ada dua orang yang meninggal dunia setiap pekan.
“Paling sedikit tiap pekan dua orang (meninggal),” ucap Kepala Dinsos Jateng, Nur Hadi Amiyanto, Selasa (13/1/12018).
Alasan meninggalnya penghuni tersebut bukan karena kelalaian petugas mengurusinya. “Karena yang dititipkan atau masuk pertama sudah dalam kondisi sakit. Kondisi kesehatannya menurun,” imbuhnya.
Meski banyak yang meninggal, daya tampung 14 panti jompo dan 11 panti pelayanan sosial milik Pemprov Jateng yang berkapasitas sekitar 1.200 orang, masih overload. Terutama tempat untuk orang gila.
Dijelaskan, dua per mil penduduk Jateng mengalami Skizofrenia atau gila. Artinya, dari 1.000 penduduk ada dua orang yang gila. Jika jumlah penduduk mencapai 34 juta, maka jumlah orang gila mencapai 68 ribu.
Dari jumlah itu, tidak semua dirawat dengan dititipkan di panti sosial milik pemerintah. Ada juga yang dirawat oleh keluarganya sendiri atau panti sosial milik swasta, baik yang berbayar atau yang gratis.
Diantara ciri dan penyebab kegilaan, lanjutnya, adalah tanpa sebab tidak bisa tidur, takut mandi, anti sosial, senang lihat orang lain susah atau susah melihat orang lain senang, tidak sakit tapi kepala terasa sangat pening. “Kalau sudah sampai ngobrol sama wit pelem nah itu sudah tingkatnya lebih parah,’’ katanya. (*)
editor : ricky fitriyanto