SEMARANG (jatengtoday.com) – Hanna Davyskiba jadi sorotan di balik kekalahan Gresik Petrokimia Pupuk Indonesia dari Jakarta Popsivo Polwan pada laga final four putaran kedua PLN Mobile Proliga 2025. Pemain asal Belarusia itu diminta segera bangkit untuk menghadapi dua laga penentuan pekan depan.
Petrokimia dipaksa menyerah 1-3 (23-25, 14-25, 25-17, 25-14) oleh Popsivo dalam duel di GOR Jatidiri Semarang, Sabtu (26/4/2025). Padahal penampilan Mediol Yoku dan kawan-kawan sempat menjanjikan di awal set pertama.
Pada laga tersebut, pemain Popsivo Polwan menjadikan Hanna Davyskiba sebagai target serangan dan strategi itu berjalan sukses. Davyskiba kerap melakukan kesalahan dari penerimaan bola pertama sehingga Petrokimia kesulitan membangun serangan.
Alhasil, mantan pemain Bandung bjb Tandamata itu gagal menampilkan performa terbaik dan hanya menyumbang 11 poin dan sempat digantikan Putri Agustin. Davyskiba melepaskan 38 spike dan hanya 10 yang menghasilkan poin plus satu blok sukses.
Pencapaian itu jauh menurun dibandingkan saat Petro mengalahkan Jakarta Electric PLN. Pada laga yang dimenangkan Petrokimia 3-1 tersebut Hanna Davyskiba membukukan 25 poin, termasuk satu blok sukses dan satu servis ace.
Pada final four seru Kediri, Davyskiba mengemas 14 poin saat Petro menang 3-2 atas Pertamina Enduro dan 17 poin ketika takluk dari Popsivo Polwan.
Pelatih Petrokimia, Jeff Jiang mengakui penampilan Davyskiba turut berpengaruh terhadap performa tim. Meski kecewa, pelatih asal China itu berharap Hanna Davyskiba segera bangkit.
“Penampilan Hanna mengecewakan. Hari ini dia main buruk. Tapi saya harap dia segera bangkit untuk membantu tim di dua laga selanjutnya,” kata Jeff Jiang seusai pertandingan.
Petrokimia akan melakoni dua laga penentuan pada lanjutan final four di Solo, pekan depan. Tim Kota Pudak akan menghadapi Pertamina Enduro, Jumat (2/5) dan Electric PLN, Sabtu (3/5).
Saat ini Petrokimia masih bercokol di peringkat ketiga dengan poin lima, di bawah Pertamina (7 poin) dan Popsivo (8 poin). Jika ingin melaju ke grand final, Petro setidaknya harus memenangkan dua laga tersebut.
“Jika main bagus, peluang (lolos) tetap ada. Tapi kalau kami main buruk, kesempatan itu tertutup,” tutur Jeff Jiang. (*)