Day Milovich
Mengapa Pixar berhasil menjadi perusahaan animasi kelas dunia?
Pixar menantang status quo. Ketika perusahaan lain terbiasa menganggap jadwal itu suci, timeline harus dipatuhi, Pixar tidak menetapkan deadline. Nama bayi yang baru lahir, boleh masuk di “credit title” (bukan hanya ucapan “terima kasih”).
“Kemenangan” Pixar tidak terjadi begitu saja. Sejak awal, Pixar menantang status quo. Mereka punya “kode budaya” yang kelak menjadi rujukan perusahaan yang bergerak di industri kreatif.
Lawrence Levy, CFO Pixar Animation Studios dari 1994 hingga 2001 (dalam istilah Pixar, dari “Toy Story” hingga “Monsters Inc”) mempertahankan peran Dewan dengan perusahaan hingga 2006, tahun Cars dirilis. Dia memajang buku-buku di webnya. Salah satu bukunya menceritakan, bagaimana Steve Jobs memanggilnya untuk mengubah Pixar yang waktu itu di ambang kegagalan, kemudian menjadi sukses. Dia ikut mengubah Pixar dari studio desain grafis yang sepi, menjadi penghasil bisnis animasi.
Startup Butuh Kenaifan
Startup membutuhkan kenaifan. Toy Story, film pertama Pixar 1995, dulunya “Tin Toy”, film pendek tahun 1988. Manajemen berlarut-larut terjadi di Pixar. Levy menyebutnya “dosis kenaifan” yang sehat, atau dalam kasus Steve Jobs, “bidang distorsi realitas”.
Menjaga Ketegangan
Tujuan bisnis dan tujuan kreatif itu ketegangan yang perlu dijaga — faktor signifikan di sini: penyelarasan ekspektasi investor. Kalau harapan investor terpenuhi, kamu dapat kepercayaan yang signifikan.
Menyelaraskan Harapan Investor
Bagaimana menyelaraskan harapan investor? Selama bicara dengan investor, Pixar menjelaskan bahwa proses kreatif Pixar memerlukan: penulisan-ulang naskah, kesalahan mahal, dan usaha bertahun-tahun — sebelum balik-modal. Transparansi dengan komunikasi investor saat meningkatkan adalah kunci untuk mendapatkan orang yang tepat di bus.
Ciptakan Kondisi untuk Kreatif
“Kamu tidak bisa mengatur kreativitas — kamu hanya bisa menciptakan kondisi untuk terjadinya kreativitas,” kata Levy. Ini berarti: menyelaraskan proses, insentif, sistem, dan nilai untuk mendukung dan mendorong eksperimen, pengambilan risiko, dan akhirnya, kegagalan. Menjalankan lokakarya pemikiran desain dalam isolasi tidaklah cukup.
Kapal Pesiar dan Speed Boat
Kapal pesiar besar, memang lambat, namun aman dan bisa melintasi Laut Atlantik, sedangkan speed boat bergerak lebih cepat namun tidak aman untuk melintasi laut. Untuk menciptakan kondisi kreativitas, kita perlu menciptakan organisasi yang setara dengan speed boat.
Kembangkan Roadmap
Pixar tekun mengembangkan peta-jalan (roadmap) yang mengeksplorasi segala sesuatu yang perlu disadari perusahaan untuk muncul dengan penuh kemenangan. Faktor-faktor di sini: tingkat skala, bakat (mereka benar-benar mengembangkan proses untuk menjelajahi dunia mencari bakat yang paling cocok untuk tujuan tertentu) dan siapa yang memiliki kendali atas keputusan kreatif.
Analisis Skenario
Analisis skenario. Memiliki pandangan lengkap tentang kemungkinan hasil alternatif membuat keputusan berisiko, yang melekat pada inovasi, agak lebih mudah dibuat.
Membangun Buffer untuk kesalahan-kreatif. Harus ada anggaran untuk kesalahan. Proses kreatif itu seperti pematangan anggur. Membutuhkan waktu. Toy Story dibuat 4 tahun, baru launching, dan akhirnya menghasilkan pendapatan box office US$383 juta.
Kepemimpinan
Kepemimpinan sangat penting untuk menjaga moral dan momentum. Proses kreatif dapat memakan waktu dan menghadapi banyak pasang surut. Elon Musk berbicara kepada karyawan SpaceX setelah roket Falcon 1 perusahaan meledak di udara setelah mencoba mengorbit dengan gagal untuk ketiga kalinya berturut-turut. “Sama sekali tidak ada pertanyaan bahwa SpaceX akan menang dalam mencapai orbit dan menunjukkan transportasi ruang angkasa yang andal. Bagi saya, saya tidak akan pernah menyerah dan maksud saya tidak pernah.”
Serum Kebenaran
Meramu serum kebenaran. Pastikan kamu memiliki proses untuk berbicara terus terang tanpa takut meminta bantuan.
Kita tidak bisa lihat kehebatan film-film produksi Pixar hanya dari produknya. Ternyata “dalam”nya Pixar memang hebat. Tanpa kode budaya, perusahaan hanya berhenti sebagai industri.
