in

Binus School Semarang dan Museum Gubug Wayang Jalin Kerja Sama Edukasi Wayang Lewat Museum Mini

Pada pameran kali ini Museum Gubug Wayang memamerkan koleksinya yang bertemakan 12 shio dalam bentuk Wayang Potehi.

SEMARANG (jatengtoday.com) – Demi memperkenalkan dan mengedukasi warisan budaya wayang kepada generasi muda, Binus School bersama Museum Gubug Wayang menjalin kerja sama menghadirkan museum mini di Binus School Semarang.

Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) oleh Principal Binus School Semarang, Elsie Del Rosario Lallana Bait dan Owner Museum Gubug Wayang, Sendjojo Njoto beberapa waktu lalu.

Melalui kehadiran museum mini di Binus School Semarang, Binusan mendapatkan pengalaman baru dengan melihat langsung pameran wayang milik koleksi Museum Gubug Wayang beserta dengan penjelasannya.

Owner Museum Gubug Wayang, Sendjojo Njoto menyampaikan, pada pameran kali ini Museum Gubug Wayang memamerkan koleksinya yang bertemakan 12 shio dalam bentuk Wayang Potehi meliputi shio tikus, shio kerbau, shio macan, shio ular, shio kelinci, shio kuda, shio naga, shio monyet, shio kambing, shio babi, shio ayam, dan shio anjing.

“Akar sejarah Kota Semarang tidak lepas dari kebudayaan Tionghoa, oleh karena itu pada museum mini di Binus School Semarang kami mengangkat tema shio melalui Wayang Potehi. Dari pameran ini, akan banyak hal yang bisa dipelajari oleh siswa-siswi Binus School Semarang, seperti tradisi, sejarah, hingga kesenian wayang,” ungkap Sendjojo, Senin (9/1/2023).

Selain memamerkan wayang bertemakan shio, terdapat koleksi wayang baru di Binus School Semarang, yaitu Boneka Pekinsai yang merupakan cikal bakal dari Warak Ngendhog yang mewakili akulturasi keragaman etnis sekaligus simbol dari kerukunan etnis di Semarang.

Museum Gubug Wayang merupakan wahana edukasi budaya yang mengoleksi berbagai macam wayang serta penyelamatan artefak. Sejumlah program juga dilakukan oleh Museum Gubug Wayang untuk mempertahankan kebudayaan wayang agar tetap relevan, seperti program kerja sama dengan Binsu School Semarang ini.

Principal Binus School Semarang, Elsie Del Rosario Lallana Bait menambahkan, kerja sama ini menjadi bentuk nyata dari yang menerapkan kurikulum Cambridge, namun tetap mengangkat nilai-nilai dan budaya lokal dalam praktik pembelajarannya.

“Hadirnya museum mini wayang yang didukung Museum Gubug Wayang merupakan kerja sama yang perlu diapresiasi. Dengan adanya pameran tersebut, siswa-siswi mulai dari Early Childhood Years (ECY) hingga High School (HS) mendapatkan pengalaman baru yang juga menjadi bentuk nyata pembelajaran budaya setempat,” jelas Elsie.

Ditambahkan, kerja sama yang dijalin dengan Museum Gubug Wayang diharapkan mampu meningkatkan kepekaan siswa Binus School Semarang terhadap sejarah maupun budaya. Kerja sama ini juga selaras dengan visi Bina Nusantara, yakni membina dan memberdayakan masyarakat untuk membangun bangsa Indonesia. (*)

Ajie MH.