SEMARANG (jatengtoday.com) – Meski gelombang pandemi masih mengguncang negeri ini, namun roda perekonomian perlu terus didorong. Kota Semarang digadang-gadang tetap memiliki peluang dalam pengembangan bisnis dan investasi berskala besar.
Wali Kota Hendrar Prihadi menyebut sejumlah peluang atau potensi investasi di Kota Semarang. Di antaranya Light Rail Transit (LRT) investasi Rp 14,76 triliun, PSEL Jatibarang investasi Rp 1,2 triliun, Semarang Expo Center investasi Rp 354 miliar, Simpang Underground investasi Rp 850 miliar, Semarang Technopark Rp 75 miliar. Selain itu, Taman Lele, Tinjomoyo, Ex Wonderia, Gua Kreo dan lain-lain
“Kami berencana membangun LRT trase pertama sepanjang 6 km. Trase ini akan menghubungkan kawasan Bandara Ahmad Yani-Madukoro-Pasar Bulu. Harapannya bisa meningkatkan pelayanan transportasi massal,” ungkapnya, Sabtu (12/9/2020).
Tidak hanya itu, Simpang Lima Semarang juga akan dikembangkan dengan konsep underground empat lantai, yakni dua lantai untuk hotel dan dua lantai lainnya untuk penyambung Jalan Pandanaran-Ahmad Yani, serta jalan Pahlawan-Gajahmada.
“Kondisi Kota Semarang terus berbenah di berbagai sektor, termasuk dalam menyikapi pandemi Covid-19,” katanya.
Dia mengakui selama 2020 ini tidak ada yang memperkirakan ada pandemi Covid-19. “Kurang lebih selama 7 bulan hampir semua lini di Indonesia terkena dampak Covid-19. Tidak hanya swasta, tapi pemerintah mengalami penurunan pendapatan. Sesuai petunjuk presiden untuk bisa mengelola gas dan rem,” katanya.
Sektor Pariwisata
Namun demikian, roda perekonomian harus terus didorong. Salah satu potensi unggulan di Kota Semarang adalah sektor pariwisata. Saat ini, sektor pariwisata menjadi penyumbang devisa terbesar di Indonesia, bahkan mengalahkan sektor migas.
“Ada dua jenis insentif yang diberikan di Kota Semarang, pertama keringanan BPHTB dan PBB untuk kepemilikan aset di Kota Semarang. Kedua, kami akan berikan keringanan pajak daerah hingga 6 bulan sejak usaha mulai beroperasi, untuk jenis usaha hotel, restoran, dan hiburan,” ujarnya.
Selain itu, lanjut Hendi, revitalisasi Kota Lama Semarang segera dilanjutkan untuk mendukung perkembangan sektor pariwisata di Kota Semarang. Pihaknya juga memberikan kepastian kepada para pengusaha dan calon investor terkait kemudahan dan kecepatan izin usaha.
“Silakan berinvestasi di Kota Semarang. Kami berkomitmen akan memberikan kemudahan perizinan, kemudian insentif berupa keringanan BPHTB dan PBB dalam kepemilikan aset,” katanya. (*)